Ini Isi Pembicaraan Istibsyaroh MUI ke Presiden Israel

Ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (MUI), Istibsyaroh, bersama delegasi Muslim Indonesia bertemu dengan Presiden Israel, Reuven Rivlin, Rabu lalu.
Sumber :
  • Twitter / @PresidentRuvi

VIVA.co.id – Ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia Istibsyaroh, belakangan membuat kontroversi. Bersama rombongan total sembilan orang, dia bertemu dengan Presiden Israel, Reuven Rivlin. Sebagian pengurus MUI kemudian mempermasalahkan pertemuan itu.

MUI Sumatera Barat Tolak Larangan Salat Idul Adha

Dalam keterangannya, Istibsyaroh mengaku diajak kenalannya di Dewan Hubungan Australia/Israel dan Yahudi  untuk berkunjung ke Yerusalem. Terbang dari Indonesia pada 10 Januari 2017, rombongan sampai di Yerusalem keesokan harinya. "Langsung masuk hotel, setelah itu diajak keliling," kata Istibyaroh dihubungi VIVA.co.id, Jumat malam, 20 Januari 2017.

Ia di sana berada selama satu minggu melihat-lihat situasi Palestina, Tel Aviv, dan Yerusalem. Selain menyapa warga, Istibsyaroh juga menyempatkan diri berziarah ke Masjidil Aqsha dan mengikuti dialog antarumat beragama. "Kalau saya cuma ingin ke Masjidil Aqsha. Kan, di sana ada jejak Nabi ketika Isra-Miraj. Saya juga Jumatan di Masjidil Aqsha," ujarnya.

Pilih Pengganti Ma'ruf Amin, MUI Akan Gelar Munas

Sepekan berkeliling, rombongan lalu dibawa ke Israel pada 18 Januari 2017. Rupanya tujuan rombongan menemui Presiden Israel Reuven Rivlin, di kediamannya. Istibsyaroh mengaku tidak diberitahu sebelumnya soal kunjungan ke rumah Presiden Rivlin itu. "Kebetulan saya diminta menerangkan tentang keadaan Indonesia," katanya.

Di hadapan Presiden Rivlin, Istibsyaroh menjelaskan bahwa Indonesia sangat luas, terdiri dari beribu-ribu pulau. "Agama ada enam (dianut warga Indonesia). Meskipun berbeda agama, tapi tetap bersatu karena NKRI. Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu tujuan. Saya katakan itu saja," ucapnya.

Temui Pimpinan NU dan MUI, Mensesneg Bahas Turunan UU Cipta Kerja

Istibsyaroh (hijau) saat berkunjung ke Israel-Palestina.

Istibsyaroh (hijau) di sela kunjungannya. Foto: Dok Pribadi/VIVA.co.id/Nur Faishal

Istibsyaroh tidak menyangka pertemuan dengan Presiden Israel itu jadi polemik. Dia mengaku kunjungan ke luar negeri itu atas nama pribadi, tidak atas nama MUI, organisasi atau perguruan tinggi manapun. "Saya tidak ada kepentingan politik apa pun, saya hanya ingin ke Masjidil Aqsha. Itu saja," katanya.

Istibsyaroh mengaku sudah menjelaskan itu ke beberapa pengurus MUI, tetapi belum ke pimpinan institusi yang menaunginya. "Kalau dipanggil pimpinan MUI, akan saya jelaskan apa adanya," kata mantan dosen Fakultas Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya Jawa Timur, itu.

Sebelumnya, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI, Muhyidin Junaidi, menyayangkan kunjungan Istibsyaroh ke Israel. Alasannya, Israel dan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik. Selain itu, Muhyidin menilai Israel adalah negara penjajah. "Lebih baik beliau (Istibsyaroh) mengundurkan diri," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya