Penjelasan Istibsyaroh, Ketua MUI yang ke Israel

Ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (MUI), Istibsyaroh, bersama delegasi Muslim Indonesia bertemu dengan Presiden Israel, Reuven Rivlin, Rabu lalu.
Sumber :
  • Twitter / @PresidentRuvi

VIVA.co.id – Ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (MUI), Istibsyaroh, membenarkan dirinya bertandang ke rumah Presiden Israel, Reuven Rivlin, pada 18 Januari 2016. Tapi, dia tidak diberitahu sebelumnya oleh lembaga yang mengajak soal pertemuan itu.

MUI Sumatera Barat Tolak Larangan Salat Idul Adha

Istibsyaroh menceritakan, dia ikut dalam rombongan yang diprakarsai oleh Dewan Hubungan Australia/Israel dan Yahudi (AIJAC) karena kenal lama dengan pengurus lembaga itu. 

Waktu itu, dia diminta ikut berkunjung ke Yerussalem, Palestina. "Berangkat tanggal 11 Januari," katanya saat dihubungi VIVA.co.id pada Jumat malam, 20 Januari 2017.

Pilih Pengganti Ma'ruf Amin, MUI Akan Gelar Munas

Selain karena pertemanan, Istibsyaroh mau diajak karena ingin berziarah ke Masjidil Aqsha. Dia mengaku ingin mengetahui secara langsung saksi bisu peristiwa Isra-Miraj Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Yerusalem. "Hanya itu saja ketertarikan saya," ucapnya.

Di Yerusalem, Guru Besar Ilmu Tafsir Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya itu bertemu dengan banyak penganut agama di luar Islam. Ada juga kegiatan dialog tentang agama-agama. "Saya juga diberi kesempatan melihat-lihat kondisi di Palestina," ujar Istibsyaroh.

Temui Pimpinan NU dan MUI, Mensesneg Bahas Turunan UU Cipta Kerja

Pada 18 Januari 2017, dia diajak rombongan untuk bertandang ke kediaman Presiden Israel, Reuven Rivlin. Istibsyaroh mengaku, sebelumnya panitia rombongan tidak memberi tahu soal kunjungan ke rumah Reuven. "Saya tidak diberitahu kalau mau ke sana," tuturnya.

Saat bertemu, Istibsyaroh lalu diminta untuk menyampaikan tentang Indonesia dan hubungan antarumat agama di Nusantara. "Saya bilang, di Indonesia itu ada enam agama dianut warga. Tapi semua rukun karena diikat NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika," katanya.

Istibsyaroh menegaskan bahwa kunjungannya ke Israel atas nama pribadi, tidak membawa nama MUI dan perguruan tinggi mana pun. Karena itu, dia merasa tidak perlu untuk memberitahu sebelumnya ke MUI. Dia juga menegaskan tidak memiliki kepentingan politik apa pun.

"Saya sudah jelaskan ke teman-teman MUI soal kunjungan itu. Tapi belum ke pimpinan. Kalau dipanggil pimpinan, saya akan jelaskan apa adanya. Saya tidak ada pikiran, kepentingan politik atau apa pun. Saya ikut karena hanya ingin ke Masjidil Aqsha," Istibsyaroh menjelaskan.

Sebelumnya, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI, Muhyidin Junaidi, menyayangkan kunjungan Istibsyaroh ke Israel. Alasannya, Israel dan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik. Selain itu, Muhyidin menilai Israel adalah negara penjajah. "Lebih baik beliau (Istibsyaroh) mengundurkan diri," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya