Banjir Puluhan Tahun, Petani Adang Ganjar Pranowo

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat diadang para petani di Kabupaten Demak, Rabu (18/1/2017)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id – Mobil dinas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terpaksa berhenti di tengah jalan usai diadang tiga orang petani dalam perjalanan menuju Kabupaten Demak, Rabu, 18 Januari 2017.

Balon Udara Muncul di Ketinggian 9.000 Feet, AirNav Semarang Minta Pilot Waspada

Ketiga petani itu sengaja mengadang mobil Ganjar dan kemudian membentangkan spanduk putih dengan tulisan berwarna merah.

"Pak Gubernur mohon dinormalisasi sungai ini, karena sering banjir. Tandatangan; warga."

Wisatawan di Kota Semarang Capai 350 Ribu Orang Saat Libur Lebaran, Kota Lama Terbanyak Dikunjungi

Rupanya para pengadang Ganjar ini adalah para petani yang sudah menderita puluhan tahun menjadi korban banjir.

Ganjar pun seketika juga meminta sopirnya untuk menghentikan laju kendaraan. "Eh, ada apa ini, kok tiba-tiba nulis seperti ini. Lha banjirnya sejak kapan," tanya Ganjar kepada salah seorang petani.

TPP ASN Pemkot Semarang Akan Dipotong 15 Persen per Hari jika Bolos Usai Lebaran

Petani yang diketahui bernama Murodi (64 tahun), itu pun sontak menjawab pertanyaan gubernur. Ia mengaku sengaja menulis keluhan itu karena mengetahui bahwa orang nomor satu di Jawa Tengah itu hendak melewati jalan kampungnya.

"Sudah lebih dari 20 tahun air yang meluap di sungai ini pasti meluas ke jalan. Jadi kami para petani spontan minta bantuan pak Ganjar," ujar warga Desa Waru tersebut.

Dikatakan Murodi, banjir yang selalu menggenangi pemukiman dan lahan pertanian mereka datang setiap hujan turun. Luapan air bahkan setinggi 60 sentimeter dan meluap ke dua dusun, yakni dusun Waru Krajan dan Waru Kalimas.

"Terakhir banjir dua hari ini. Ini baru surut setelah kita perbaiki alirannya. Makanya kami minta agar sungai dinormalisasi, " kata pria bercaping itu.

Sebagai respons, Ganjar kemudian langsung mengecek kondisi sungai yang ternyata mengalami penyempitan. Kondisi lain, anak sungai dari aliran sungai Kalimas itu bahkan beberapa tertutup oleh bangunan.

"Ini Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) mesti membereskan. Karena selain penyempitan, rupanya warga juga kurang merawat sungai. Maka saya minta mereka juga peduli," katanya.

Saat itu juga, Ganjar melalui stafnya langsung menelpon pihak BBWS untuk segera menormalisasi sungai agar banjir tak lagi menggenang. Perangkat desa saat itu juga diintruksikan untuk segera melaporkan kondisi itu ke Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pengendalian Sumber Daya Air (PSDA) Kabupaten Demak.

"BBWS rencananya hari ini langsung kirim alat. Tapi yang lebih penting rupanya rakyat belum tahu menyampaikan kemana. Maka saya minta mereka terlibat. Minimal masyarakat peduli dengan lingkunganya," kata Ganjar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya