Penggantian Camat Nonmuslim di Bantul Dianggap Coreng Yogya

Seorang warga menampikan logo Kesultanan Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • ANTARA/ Yudhi Mahatma

VIVA.co.id - Rencana Bupati Bantul, Suharsono, mengganti seorang camat – yang ditolak sebagian warga karena dia nonmuslim – dianggap mencoreng karakteristik Daerah Istimewa Yogyakarta. Jika Bupati benar-benar memutuskan kebijakan mengganti Camat Pajangan, Julius Suharto, itu dengan pejabat lain yang muslim, berarti pemerintah setempat dinilai lebih tunduk pada kelompok-kelompok intoleran.

Jovi Adhiguna Minta Maaf Usai Pamer Makan Bakso Campur Kerupuk Babi di Bakso Afung yang Halal

"Hal itu akan menjadi preseden politik yang buruk bagi ke-Indonesia-an kita. Selain itu, situasi tersebut akan mencoreng citra DIY sebagai daerah yang Istimewa, toleran, terdidik, berbudaya, dan miniatur Indonesia," kata Ketua Setara Institute, Hendardi, melalui keterangan tertulis kepada VIVA.co.id pada Rabu, 11 Januari 2017.

Menurut Hendardi, kebijakan penggantian pejabat karena alasan keyakinan beragama itu akan memberikan legitimasi bagi kelompok-kelompok di Yogyakarta dan daerah lain. Kelompok-kelompok intoleran akan mendapatkan pembenaran untuk memaksakan kehendaknya tentang siapa yang diinginkan dan siapa yang tidak diinginkan dalam ruang-ruang publik.

Viral Majalah Lawas Pemberitaan Al Zaytun, Rupanya Menerima Peserta Didik Nonmuslim

"Hal itu akan menjadi kemunduran serius bagi kemasyarakatan dan kebangsaan kita sebagai warga negara Indonesia yang Pancasilais dan bhinneka, karena negara seharusnya adalah negara semua untuk semua," ujarnya.

Hendardi mendesak Menteri Dalam Negeri mengingatkan Bupati Suharsono untuk mengambil sikap dengan setia pada Indonesia dan melaksanakan tugas sebagai kepala daerah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Sambil Gelar Kesenian, Santri DIY Dukung Ganjar Jadi Capres 2024

Penolakan Warga

Ihwal rencana penggantian Julius sebagai Camat Pajangan itu berawal dari penolakan warga setempat. Puluhan warga Pajangan mendatangi kantor DPRD Bantul pada 6 Januari 2017 dan menyampaikan keberatan mereka atas keberadaan Julius sebagai Camat.

Pada Senin, 9 Januari 2016, sejumlah perwakilan warga bersama beberapa anggota DPRD mendatangi Bupati Suharsono. Amir Syarifudin, anggota Fraksi PKS DPRD Bantul, menyampaikan aspirasi warga itu kepada Bupati. Dia juga menyampaikan keinginan warga agar Camat Pajangan diganti.

Bupati Suharsono saat itu mengatakan menerima aspirasi warga yang disampaikan juga melalui DPRD. Dia berencana mengganti Julius yang beragama Katolik dengan camat baru yang Muslim.

Bupati mengaku tengah mempertimbangkan untuk memutasi Julius ke Kecamatan Bambanglipuro, yang dianggap lebih banyak warga nonmuslim. Dia berterus terang juga bahwa sebenarnya tak menyoal keyakinan agama seorang pejabat.

Namun dia tak bisa menolak jika warga setempat memang menginginkan seorang camat yang muslim.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya