Dugaan Suap, KPK Bakal Periksa Sejumlah Pejabat Bakamla

Deputi Informasi, Hukum dan Kerja Sama Bakamla, Eko Susilo Hadi, ditahan KPK, Rabu 14 Desember 2016.
Sumber :
  • Ade Alfath

VIVA.co.id – Komisi Pemberantasan Korupsi menjadwalkan pemeriksaan sejumlah pejabat Badan Keamanan Laut terkait kasus dugaan suap proyek satelit monitor. Mereka adalah Kepala Unit Layanan Pengadaan Bakamla tahun anggaran 2016 Leni Marlena dan tiga anggotanya, Evrida, Juli Amar dan Numala Imaniyah. 

Struktur KPK Gemuk, Dewas Sudah Ingatkan Firli Bahuri Cs

"Mereka akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka ESH (Eko Susilo Hadi)," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di kantornya, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 9 Januari 2017. 

Febri mengatakan, penyidik juga memanggil Koordinator Tim Teknis Pendampingan Pelaksanaan Pengadaan Bakamla Rizkal dan beberapa anggotanya, yakni W.S Purwoko, Dikki Triwasanda, Y.M.V Niko D.S, Insan Aulia, Tuti Ida Halida. Mereka juga akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Eko. 

KPK Tetapkan 3 Tersangka Baru Kasus Korupsi Dirgantara Indonesia

Bukan hanya itu, penyidik KPK pun menjadwalkan pemeriksaan saksi Arief Meidiyanto selaku Kepala Pusat Pengelola Informasi Marabahaya Laut. 

Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan empat orang tersangka. Di antaranya,  Deputi Informasi Hukum dan Kerja Sama Bakamla Eko Susilo Hadi; Direktur Utama PT Merial Esa Fahmi Darmawansyah; dua karyawan PT Melati Technofo Indonesia, Muhammad Adami Okta dan Hardy Stefanus. 

Anggaran Miliaran KPK untuk Mobil Dinas, Ini yang Bisa Dipilih

Perkara ini juga disidik oleh Puspom TNI. Atas perkara sama, penyidik militer menetapkan Direktur Data dan Informasi Bakamla Laksamana Pertama Bambang Udoyo, sebagai tersangka.

Puspom TNI juga sempat menggeledah rumah Bambang. Dari lokasi, penyidik TNI mengamankan SGD80 ribu dan US$15 ribu, yang diduga masih berkaitan dengan suap proyek satelit monitor Bakamla.

Wakil Ketua KPK Alexander Mawarta.

Bantah Isu Taliban, Pimpinan KPK: Adanya Militan Pemberantas Korupsi

Isu Taliban dinilai sengaja dihembuskan untuk menyerang citra KPK. Isu lama yang berulang kali dimainkan.

img_title
VIVA.co.id
26 Januari 2021