Jokowi Ingatkan Paspampres soal Upaya Pembunuhan Bung Karno

Jokowi saat dinobatkan jadi warga kehormatan TNI.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

VIVA.co.id - Presiden Jokowi yang didampingi Ibu Negara, Iriana, mengecek Pasukan Pengamanan Presiden dan Wakil Presiden (Paspampres), di Markas Komando, kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis 29 Desember 2016.

Jokowi Akui 90 Persen Bahan Produksi Farmasi Masih Impor

Dalam kesempatan itu, Jokowi sempat meninjau beberapa peralatan yang dimiliki. Termasuk, tempat latihan menembak Paspampres. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga disuguhi simulasi pengamanan Presiden dan Wakil Presiden dari ancaman.

Dalam arahannya terhadap seribuan pasukan Paspampres, Jokowi kembali mengingatkan soal ancaman terhadap kepala negara. Dua kejadian yang disorot, yakni saat era Presiden Soekarno.

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

Seperti percobaan pembunuhan Bung Karno, dalam peristiwa pelemparan granat pada 30 November 1957 di Perguruan Cikini. Tapi upaya itu gagal. Jokowi juga menyinggung, upaya pembunuhan yang lainnya terhadap proklamator Indonesia itu.

"Kedua, juga menyangkut Soekarno saat akan salat juga sama, terlindungi dan diselamatkan," kata Jokowi.

Jokowi Didampingi 2 Menteri dari PDIP ke BSD, Hadiri Acara Ini

Peristiwa itu terjadi pada 14 Mei 1962, saat salat Idul Adha di Masjid Baiturrahim. Seorang bernama Bachrum, yang persis duduk di dekat Soekarno, tiba-tiba mengeluarkan senjata. Tapi arahnya meleset dan menyerempet Ketua DPR GR Zainul Arifin.

Ancaman terhadap Istana, saat ini juga diakui Jokowi nyata adanya. Seperti kasus 11 Desember 2016 lalu.

"Seperti terakhir ancaman 'bom panci' yang juga ditujukan pada Paspampres, pada Istana. Alhamdulilah kita bersyukur sebelum itu terlaksana, sudah lebih dulu ditangkap Densus 88," kata Jokowi.

Bom panci adalah bom yang dikemas dalam bentuk panci dengan berat tiga kilogram itu, ternyata berisi paku tajam. Nantinya, bom dengan daya ledak hingga 300 meter itu akan diledakkan di kawasan Istana Negara pada Minggu, 11 Desember 2016.

Kepolisian sudah menangkap tujuh orang yang diduga berkaitan dengan rencana bom bunuh diri tersebut. Masing-masing bernama DYN, MNS, AS, S, KF, APM, dan WP. Pemeriksaan menunjukkan, kelompok ini dikoordinir Bahrun Naim, terduga teroris asal Indonesia, yang kini berada di Suriah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya