Polda Akui Jawa Barat Rawan Kelompok Teroris

Tim Densus 88 Antiteror
Sumber :
  • ANTARA/Muhammad Iqbal

VIVA.co.id – Polda Jawa Barat mengakui, beragam penangkapan terhadap terduga teroris yang belakangan dilakukan Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menunjukkan banyak yang berkembang di daerah Jawa Barat. Hal ini membuktikan kawasan itu menjadi daerah rawan kelompok terorisme.

BNPT: 148 Teroris Ditangkap Sepanjang Tahun 2023, Didominasi JI dan JAD

"Memang betul (daerah rawan), dua minggu ini hampir di beberapa tempat, bahkan penangkapan di Tangerang ada tiga meninggal dunia, dua diantaranya berasal dari Tasik," ujar Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol. Yusri Yunus, dalam perbincangan dengan tvOne, Minggu, 25 Desember 2016.

Untuk itu, dia berharap dari penangkapan terhadap dua terduga teroris berinisial I dan R di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, kepolisian bisa mendapatkan informasi mengenai perkembangan jaringan ini.

5 Fakta Penangkapan Teroris di Bekasi yang Merupakan Karyawan PT KAI

"Ini yang sedang diketahui, apakah ada jaringan baru?" ucapnya.

Menurutnya selama ini memang banyak anggota kelompok teroris, terutama mereka yang berafiliasi dengan Barhun Naim, bergerak menyebarkan ideologi radikal mereka di daerah Jawa Barat. 

Densus 88 Tangkap Lansia Terduga Teroris di Lombok Timur, Profesinya Anggota LSM

"Karena kelompok BN (Bahrun Naim) ini menyebar di Jawa Barat untuk cari sebagai pengantin atau ikut jaringan teroris," katanya.

Sebelumnya dalam penggerebekan di waduk Jatiluhur, Tim Densus 88 mengamankan dua terduga teroris I dan R. Mereka ditangkap di sekitar Jalan Ubrug, Jatiluhur.

Selain keduanya, kepolisian menembak dua terduga lainnya karena melawan petugas saat berusaha ditangkap di rumah apung di Danau Jatiluhur. Jenazah terduga teroris bernama Abu Sofi dan Abu Fais itu langsung di bawa ke Jakarta, untuk mendapatkan visum dan identifikasi. 

Sementara I dan R, juga dibawa ke Jakarta untuk mendapatkan pemeriksaan intensif, untuk membongkar kaitan mereka dalam jaringan yang diduga berafiliasi dengan Bahrun Naim, anggota kelompok ISIS yang disebut polisi berada di belakang serangkaian aksi teror di Indonesia tahun ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya