Adik Bomber Bali: Pelaku Teror Mulai Kehabisan Cara

Personel polisi berjaga-jaga di tempat tugas.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

VIVA.co.id – Mantan instruktur bom Jemaah Islamiyah Wakalah Jawa Timur, Ali Fauzi Manzi, menganalisis kelompok terorisme di Indonesia saat ini tidak memiliki cara lain yang canggih dalam beraksi sehingga mudah terlacak. Dia menyebut gerakan mereka tidak sehebat kelompok-kelompok teror semasa tragedi Bom Bali I dan II.

Remaja Tikam 2 Pendeta Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Terorisme

Adik Amrozi dan Ali Imron itu menyebutkan bahwa aksi yang dilakukan pelaku teror saat ini cenderung ceroboh. Salah satunya ialah penggunaan teknologi informasi (TI) dalam berkomunikasi dengan jaringannya. Karena itu polisi sangat mudah melacak dan aksi teror berhasil dicegah.

"Karena mereka tidak ada alternatif lain," kata Fauzi kepada VIVA.co.id melalui sambungan telepon pada Kamis, 22 Desember 2016.

Kemarin Gamblang, Kini Rusia Secara Resmi Salahkan Ukraina atas Serangan Terorisme di Moskow

Sebetulnya, lanjut Fauzi, ada satu sosok teroris di negeri ini yang masih belum terendus dan tidak terlacak oleh Kepolisian. Dia melakukan 'gerakan bawah tanah' atau klandestain dan sampai sekarang masih aktif. Sayang, dia menolak menjelaskan siapa sosok atau kelompok underground itu. "Saya tidak bisa menjelaskan," kata pria asal Lamongan, Jawa Timur, itu.

Selain soal cara komunikasi yang mudah terlacak, Fauzi juga pernah menyampaikan bahwa bahwa kelas bom hasil rakitan kelompok teroris yang berhasil digerebek Densus 88 Antiteror belakangan ini terbilang kecil dan remeh. Termasuk soal bom panci hasil ungkap Densus 88 di Bekasi pada 13 Desember 2016 lalu.

Kremlin: Presiden Vladimir Putin Rasakan Kesedihan Mendalam Atas Aksi Terorisme di Moskow

Ketika bom panci digerebek, Fauzi langsung merespons di akun media sosial Facebook miliknya. Dia mengunggah status 'Bom bekasi dalam periuk nasi. Mengapa keburu ditangkap polisi?' Foto bom panci hasil sitaan Densus di kontrakan terduga juga dia unggah.

Dalam kolom percakapan status, Fauzi meragukan daya ledak tinggi bom panci Bekasi, seperti disampaikan pihak Kepolisian. Tapi menurutnya polisi punya argumentasi yang mungkin berbeda dengannya. "Bisa saja explosivenya berdaya ledak tinggi, tapi jika perakitannya tidak sesuai SOP, sama saja hasilnya," tulis dia.

Seperti diketahui, beberapa pekan ini Densus 88 Antiteror melakukan rangkaian penangkapan terhadap terduga teroris di sejumlah daerah. Terbaru, empat terduga teroris ditangkap di Tangerang Selatan, kemarin. Tiga di antaranya tewas tertembak. Petugas juga menemukan bom di kontrakan terduga.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya