Ciri Bus yang Suka Bunyikan Klakson 'Telolet'

Ilustrasi terminal bus.
Sumber :
  • Viva.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id – Fenomena merekam suara klason bus dengan suara "telolet-telolet" tengah menjadi viral di media sosial. Apalagi, yang kebanyakan mengunggah suara unik itu adalah anak-anak. Mereka punya resiko kecelakaan saat merekam bunyi klakson telolet ditepi jalan raya.

Mengancam Nyawa, Kemenhub Bakal Cabut Klakson Telolet Bus Jika Ditemukan di Jalanan

Hartono, pemilik Perusahaan Otobus (PO) GeGe yang bergerak di bidang jasa perjalanan wisata, mengakui klakson telolet merupakan variasi atau tambahan selain klakson yang sudah ada dibus sejak bus keluar dari karoseri.

"Itu sebenarnya hanya variasi semata dan tidak menghilangkan klakson asli dari bus itu sendiri," katanya, Rabu 21 Desember 2016.

Catat! Bus dan Kendaraan Pakai Klakson Telolet Bakal Ditindak Aparat

Menurutnya, klason variasi mempunyai tombol tersendiri untuk membunyikan sehingga tidak mengganggu klakson asli yang biasanya ada di bagian stir bus. "Memang tidak ada larangan menambah klakson variasi asal kekerasan bunyi klakson sesuai dengan aturan yang berlaku," ujarnya.

Bagi bus yang melayani perjalanan wisata, Hartono yang juga Ketua DPD Organda DIY Bidang AKAP dan Bus Pariwisata ini menyarankan sebaiknya tidak memberikan klakson telolet karena dapat mengganggu kenyamanan wisatawan yang dibawanya.

Bahaya Tersembunyi di Balik Klakson Telolet

"Bayangkan saja penumpang sedang capek, tidur pulas, ada bunyi telolet tentu akan mengganggu kenyamanan penumpang," ujarnya.

Beda halnya dengan bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang memang sering memberikan suara klakson telolet jika ada warga yang meminta saat bus melewat. "Terkadang bus AKAP kurang memperhatikan kenyamanan penumpang," ujarnya.

Bambang, salah satu sopir bus P0 GeGe, mengaku tak pernah memberikan klakson telolet ketika sedang melintas di jalan raya, meskipun ada warga yang memintanya. Menurutnya, bunyi klakson variasi itu biasanya cukup nyaring dan bisa mengganggu kenyamanan penumpang yang dibawa.

"Kita itu bekerja memberi pelayanan senyaman mungkin bagi wisatawan. Bunyi telolet cukup keras suaranya didalam bus dan itu mengganggu kenyamanan penumpang," ujarnya.

Seandainya ada sopir bus wisata yang membunyikan klakson telolet, sangat mungkin sopir tersebut belum lama bekerja di bus pariwisata dan hanya ingin memberikan hal yang menyenangkan bagi orang lain. "Tapi bagi penumpang didalam bus akan tidak nyaman meski penumpang tidak protes," ujarnya.

Lebih jauh, Bambang mengatakan perusahaan tempatnya bekerja tidak melarang membunyikan klakson telolet, namun hampir semua sopir jarang memberikan klakson telolet. "Tangan kita diharapkan justru menjauhi tombol klakson agar penumpang itu nyaman," terangnya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya