Kaleidoskop 2016

Jejak Teroris di 2016

Ilustrasi tersangka pelaku kriminalitas.
Sumber :
  • Attila Szilvasi/Daily Mail Australia

VIVA.co.id – Aksi terorisme di tahun 2016 menjadi salah satu kejadian yang paling mewarnai. Hampir selama 12 bulan, ragam tindakan teror menjadi masalah yang menghantui sejumlah wilayah Indonesia.

Densus 88 Polri Tangkap 7 Terduga Teroris di Sulteng

Korban berjatuhan, baik dari kalangan militer maupun sipil. Meski tak sebanyak kasus teror di luar negeri atau masa hebohnya bom Bali pada tahun 2002, namun fakta menunjukkan teror yang dilakukan oleh sekelompok orang radikal ini menjadi momok menakutkan.

Sejauh ini, kepolisian mengklaim tindakan teror yang muncul di berbagai wilayah Indonesia dilakukan kelompok teroris yang berafiliasi dengan kelompok Islam radikal di Suriah atau ISIS.

5 Perwira Polri Dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa usai Lumpuhkan Gembong Bom Bali Dr Azhari

Misi mereka menegakkan Daulah Islamiyah dengan cara membuat sejumlah 'konser bom' di Indonesia secara bertahap dan periodik. Berikut jejak aksi terorisme sepanjang tahun 2016:

1. Bom Thamrin
Aksi teror di pusat Jakarta ini terjadi pada 14 Januari 2016 atau dua pekan usai perayaan tahun baru 2016. Empat orang pelaku berbekal pistol dan bom rakitan, Dian Juni Kurniadi, Muhammad Ali, Afif atau Sunakin dan Ahmad Fauzan, menyerang kantor polisi dan meledakkan diri di sebuah kafe Starbucks milik Amerika di jalan MH Thamrin.

5 Perwira Polisi yang Menangani Kasus Bom Sarinah, Ada yang Berujung Masuk Bui

Empat pelaku pun tewas di tempat, seorang meledakkan diri di kantor polisi, seorang di dalam kafe Starbucks dan dua lagi terkena bom sendiri usai kalah dalam baku tembak dengan polisi di depan toko Starbucks yang sudah diledakkan.

FOTO: Afif atau Sunakim pelaku teror bom Thamrin saat menembaki polisi pada 14 Januari 2016

Akibat kejadian ini, 33 orang menjadi korban. Untuk yang tewas terdiri dari empat teroris dan empat warga sipil. Sisanya, 25 orang lain mengalami luka-luka. ISIS pun mengklaim bertanggungjawab dalam peristiwa itu setelah beberapa jam kejadian.

Polri pun menetapkan enam orang tersangka di balik aksi teror ini, masing-masing bernama DS alias DD, AH alias AI, C alias AS, J, AM alias II dan F alias AZ. Kejadian ini juga menjadi pemicu penangkapan puluhan orang lain di berbagai wilayah yang dilakukan Densus 88 Antiteror

2. Bom Surabaya
Pekan pertama di bulan Juni 2016, Densus 88 Antiteror mengamankan tiga orang terduga teroris, Priyo Hadi Purnomo atau PHP, BRN alias Jeffy (JF) alias F, dan Ferry Novendi (FN). Ketiganya berencana akan meledakkan bom pada saat bulan Ramadan di Surabaya dengan sasaran anggota polisi.

Bom yang dimiliki kelompok ini terbilang canggih, karena menggunakan sensor cahaya, bisa diaktivasi dengan telepon seluler dan juga dilengkapi dengan rompi berisi bom. "Bom diletakkan pada malam hari, nanti saat matahari terbit, bom akan meledak," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, Kamis, 9 Juni 2016.

3. Bom Polres Surakarta
Selang sebulan kejadian di Surabaya. Tepatnya pada 5 Juli atau sehari sebelum perayaan Idul Fitri 2016, sebuah bom bunuh diri terjadi di Mapolresta Surakarta-Solo. Pelaku bernama Nur Rohman yang diduga jaringan dari Bahrun Naim di Suriah. Akibat kejadian ini, seorang polisi terluka dan pelaku tewas di tempat terkena bom.

Bom berdaya ledak rendah ini tersimpan di bawah jok motor pelaku. Rencananya, bom itu akan diledakkan bersamaan dengan motor ketika pelaku menembus pengamanan kantor Polres Surakarta.

Polisi melakukan identifikasi terhadap pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7). Pengamanan Mabes Polri diperketat pasca pengeboman bunuh diri di Mapolresta Surakarta.

FOTO: Pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta bersama motor yang dibawanya usai meledakkan diri

4. Santoso Tewas di Poso
Medio Juli, tepatnya pada tanggal 18 Juli. Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah tewas diterjang peluru tim satgas Operasi Tinombala di dalam hutan Poso Sulawesi Tengah.

Pria yang selama ini bertahan di dalam hutan Poso bersama puluhan anggotanya yang telah berbaiat ke ISIS ini, akhirnya mengakhiri perjalanannya di ujung peluru militer. Lima peluru bersarang di badan Santoso.

Kematian Santoso menjadi lonceng melemahnya kelompok bersenjata di Poso. Setidaknya kini anggota Mujahidin Indonesia terus menurun drastis, selain karena tewas dalam baku tembak, beberapa di antaranya menyerahkan diri ke polisi.

Santoso alias Abu Wardah (semasa hidup).

FOTO: Santoso alias Abu Wardah semasa hidup, sebelum tewas tertembak Satgas Operasi Tinombala di Poso

5. Roket Singapura
Awal Agustus, Densus 88 Antiteror kembali mengamankan sebuah kelompok yang bernama Katibah Gigih Rahmat Dewa. Lima orang pun diamankan. Konon, dari pengakuan polisi, kelompok yang bercokol di Batam Kepulauan Riau ini hendak menembakkan roket untuk menghantam Marina Bay di Singapura.

6. Bom Gereja Medan
Masih di bulan Agustus, tepatnya pada 28 Agustus 2016, seorang pemuda bernama IAH yang masih berusia 17 tahun nekat meledakkan dirinya di dalam Gereja Katolik Santo Yoseph Medan, Sumatera Utara.

Beruntung, bom yang dibawanya dalam sebuah ransel gagal meledak. Letupannya hanya meledak ringan dan melukai pungguung IAH yang membawa ransel. Melihat bomnya gagal, IAH pun nekat menyerang pastur dengan senjata tajam.

Anggota Brimob Polri melakukan penjagaan di halaman Gereja Katolik Stasi Santo Yosep pascaperistiwa teror bom di gereja tersebut di Medan, Sumatra Utara, Minggu (28/8/2016)

FOTO: Gereja Katolik Santo Yoseph Medan Sumatera Utara usai aksi bom bunuh diri

Beruntung IAH berhasil diamankan. Dari pengakuannya, pemuda ini termotivasi dari internet untuk melakukan bom bunuh diri. Gerakannya tidak terafiliasi dengan kelompok teroris mana pun. "Dia (IAH) tidak ada masuk dalam jaringan atau kelompok. Dia mengaku main tunggal," kata Kasubdit Penerangan Masyarakat Humas Polda Sumatera Utara AKBP MP Nainggolan di Medan, Selasa, 30 Agustus 2016.

7. Bom rakitan Bantul
Tepat 1 November, sebuah bom berisi paku dan belerang yang dirakit oleh seseorang meledak di sebuah kawasan desa di Kabupaten Bantul. Tidak korban jiwa manusia dalam kejadian ini. Namun seekor kerbau yang berada di dekat lokasi ledakan tewas mengenaskan.

Tubuhnya dipenuhi paku berkarat dan logam akibat bom rakitan tersebut. Sejauh ini, belum ada satu pun orang yang diamankan kepolisian terkait bom yang hampir serupa dengan bom Thamrin pada awal Januari tersebut.

8. Bom Gereja Samarinda
Tanggal 13 November, sebuah bom rakitan meledak hebat di pelataran parkir Gereja Oikumene di Samarinda, Kalimantan Timur. Empat orang anak terluka dan seorang diantaranya meninggal sehari kemudian.

Bom dengan cara dilempar itu dilakukan Juhanda, mantan terpidana teroris bom buku di Tangerang pada tahun 2011. Pelaku pun berhasil ditangkap hidup-hidup oleh warga. Lalu bersamaan dengan pengembangannya, lima orang lain ikut diamankan.

Aksi bom ini terkuak didalangi oleh kelompok Jamaah Anshorut Daulah bentukan ustad Abu Bakar Basyir dan Aman Abdurahman, yang kini masih mendekam di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Foto para pelaku teror di Gereja Oikumene Samarinda

FOTO: Para pelaku bom Gereja Oikumene Samarinda Kalimantan Timur

9. Bom Molotov Singkawang
Berjarak sehari usai bom meledak di Samarinda, sebuah vihara di Singkawang Kalimantan Barat ikut menjadi korban bom. Meski tidak ada kerusakan berarti, vihara ini terkena lemparan bom molotov oleh dua orang tidak dikenal.

10. Bom Panci Bekasi
Masuk di bulan Desember, tepatnya pada Sabtu malam, 10 Desember 2016, tiga orang diamankan Densus 88 Antiteror di Bekasi Jawa Barat. Dari tiga pelaku, seorang di antaranya adalah perempuan bernama DYN (27).

Bersama itu, ikut diamankan bom berisi paku tiga kilogram yang disiapkan dalam sebuah panci. Rencananya bom ini akan diledakkan di kawasan istana negara pada Minggu pagi, 11 Desember 2016.

Kasus bom panci ini menjadi geger karena pelaku bom bunuh dirinya adalah perempuan muda. Ini menjadi kejadian pertama di Indonesia sekaligus membuka perspektif bahwa perempuan juga menjadi figur potensial untuk aksi terorisme.

DYN, perempuan berusia 27 tahun asal Cirebon Jawa Barat yang tertangkap di Bekasi. Ia akan menjadi eksekutor bom bunuh diri di Jakarta, Sabtu (10/12/2016)

FOTO: DYN (27 tahun), perempuan asal Cirebon yang akan menjadi pengantin bom bunuh diri di kawasan Istana Negara

"Perempuan ISIS ingin mendapatkan peranan lebih aktif daripada sebelumnya dibanding laki-laki," kata pengamat terorisme di Indonesia, Sidney Jones.

Kasus ini masih terus dikembangkan, setidaknya kini sudah ada tujuh orang yang diamankan dan belakangan polisi kembali menyebut satu nama perempuan yakni, Ika Puspitasari, yang konon  akan menjadi pelaku bom bunuh diri di luar pulau Jawa. Namun sayang, tidak dirinci apakah pelaku sudah diamankan atau belum. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya