Senjata Pindad Diduga Diselundupkan ke Filipina

Inilah Jawaban Deplu Soal Senjata Pindad

VIVAnews - Aparat Filipina menahan sebuah kapal kargo 'Capt Ufuk' yang mengangkut sekitar 50 senapan di Bataan, Kamis 20 Agustus 2009 malam. Setelah dicek, ditemukan 50 senapan buatan Pindad, berjenis SS1-V1 dan beberapa perlengkapan militer lainnya.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Teuku Faizasyah mengatakan memang ada kapal berbendera Panama yang dirazia Angkatan Laut Filipina. Kata Faizasyah, sedang dipastikan apakah peti-peti tersebut berasal dari Indonesia.

"Langkah ke depan, kami akan mencari tahu kepada pemerintah Filipina apakah ada senjata dari Pindad yang diperjualbelikan. Harap diketahui, peredaran senjata di Filipina sangat bebas," kata Faizasyah di Departemen Luar Negeri, Pejambon, Jakarta, Jumat 28 Agustus 2009.

Departemen, tambah Faizasyah, juga sudah mendapatkan klarifikasi. "Mereka bilang memang senjata tujuannya adalah Mali. Apabila sudah ada konfirmasi seperti itu yang berkompeten menjelaskan adalah pejabat yang bersangkutan [Pindad]," kata Faizasyah.

Menurut Faizasyah, Filipina dan Pindad sudah ada perjanjian jual beli senjata. Apakah senjata yang masuk ke Filipina Kamis lalu legal? "Kita belum mendapat penjelasan dari Filipina," tambah Faizasyah.

Tak hanya menemuka senjata buatan Pindad dan perlengkapan militer lainnya. Aparat Filipina juga menemukan ada 10 peti kayu yang kosong, diduga isinya sudah dipindahkan sebelum aparat menggrebek kapal tersebut.

"Kami fokus menyelidiki isi dari 10 peti yang kosong itu. Diduga peti-peti itu berisi senjata api berkekuatan besar yang dikhawatirkan telah berpindah tangan pada para teroris, atau penjahat lainnya," kata Kepala Kepolisian Bataan, Inspektur Manuel Gaerland, seperti dimuat laman Manila Bulletin.

Sementara, intelijen bea dan cukai, Dino Tuason mencurigai senjata tersebut akan digunakan sindikat internasional penjual senjata. Tujuannya, mensuplai senjata dan amunisi pada kelompok teroris dan penjahat kriminal di Asia dan Afrika.

Teori yang dimiliki penyelidik tak hanya itu. "Ada lagi teori bahwa senjata-senjata itu akan digunakan dalam pemilu [di Filipina], Mei 2007 mendatang," tambah dia.

Sisterhood Modest Bazaar, Berburu Baju Lebaran Hingga Menu Berbuka
Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel

Senada dengan BNPT, Guru Besar UI Sebut Perempuan, Anak dan Remaja Rentan Terpapar Radikalisme

Guru Besar Fakultas Psikologi UI Prof. Dr. Mirra Noor Milla, sepakat bahwa perempuan, anak-anak, dan remaja rentan terpapar radikalisme, seperti paparan BNPT

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024