Kisah 'Gila' Ganjar Pranowo Pimpin Jateng Dibukukan

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo
Sumber :
  • Viva.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id – Sejumlah kisah 'gila' Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memimpin Jateng ditulis dalam sebuah buku. Buku itu berjudul Gubernur Jelata oleh Agus Sunandar alias Agus Becak, seorang pekerja seni lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Warga Jateng Terdampak Pembangunan Tol Solo-Jogja Ogah Pilih Ganjar di Pemilu 2024

Buku Gubernur Jelata diluncurkan perdana di area Candi Wukir Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Sabtu, 17 Desember 2016. Peluncuran buku ini diramaikan oleh sejumlah komunitas kesenian daerah serta Komunitas Lima Gunung di Kabupaten Magelang.

Buku setebal 228 halaman terbitan Galang Press itu mengupas sejumlah cerita menggelitik tentang fenomena tak biasa sosok Ganjar. Sejak terpilih pada 2013, dia telah genap memimpin Jateng selama tiga tahun.

Warga Bandingkan Jalan Aspal Jawa Timur dan Jawa Tengah Jadi Perdebatan, Saling Bela

Menurut penulis, ide dalam buku Gubernur Jalata berasal dari pengamatan riil sepak terjang Ganjar dalam memimpin Jateng selama ini. Agus pun menuangkan kisah itu dalam cerita apa adanya, tanpa ada sedikitpun fiksi. "Butuh waktu satu tahun untuk sekadar menerbitkan buku ini. Kegilaan Pak Ganjar inilah yang membuat saya terinspirasi menulis, " kata Agus di sela acara peluncuran buku.

Ulasan menarik 'kegilaan' Ganjar ditulis Agus dalam enam bab atau lakon. Lakon pertama, Ganjar Gila. Bab ini menceritakan beberapa penggal kisah tak biasa Ganjar saat menjadi gubernur. "Mulai pernah ngos-ngosan ndorong mobil, petakilan nggandul truk hingga kisah mobil dinas Ganjar yang ditabrak mobil VW milik seorang bule," katanya menambahkan.

Relawan di Bone-Purwakarta Kawal Ganjar Menuju 2024: Semoga Jadi Presiden RI Selanjutnya

Lakon kedua, Kegagahan dalam Kemiskinan. Bab ini bercerita tentang kisah Ganjar yang pernah diusir tukang parkir, sepatunya yang terkelupas hingga Ganjar yang menumpang buang air kecil di rumah penduduk saat blusukan dan seterusnya hingga lakon keenam.

"Dari seluruh cerita yang paling buat saya terkesan saat Gubernur mampir (singgah) di gubuk Mbah Saminah, tepatnya di Kabupaten Banjarnegara, " ujar Agus.

Menurutnya, di tengah zaman yang tidak menentu atau zaman edan, rakyat rupanya butuh pemimpin yang 'gila' pula. Karena hanya pemimpin 'gila' pula sejarah akan mencatatnya. "Spirit kebudayaan dan menjaga perdamaian ini yang ada pada sosok Pak Ganjar dengan segudang cerita nyleneh, yang justru mampu menginspirasi banyak orang, " ucapnya.

Berkomentar tentang buku itu, Ganjar mengaku awalnya tak menyetujui kisahnya ditulis. Namun, setelah melihat sudut pandang penulis mengekspresikan hasil pengamatannnya, akhirnya dia merestuinya. "Awalnya saya rasa nanti isinya puja-puji yang sangat menyebalkan. Tapi saya heran ada orang yang mengamati saya. Mas Agus Becak ini orang yang paling enggak punya gawean menurut saya, " kata Ganjar.

Lebih jauh dia mengaku sempat geli membaca isi buku itu. Apalagi, penulis menceritakan apa adanya, mulai dari hal yang serius hingga hal-hal yang menggelikan. "Jadi orang bisa mengekpresikan dengan misuh-misuh (marah-marah). Saya gubenur tapi juga orang biasa. Buku ini menunjang kekurangan Ganjar. Pasti ada yang senang dan tidak," ujar Ganjar.

Peluncuran buku Gubernur Jelata pun berlangsung cukup meriah. Meski sempat diguyur hujan deras, tapi ratusan orang terlihat antusias. Bahkan, sejumlah seniman lokal dan budayawan ikut mengapresiasi buku itu dengan berbagai aksi.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya