Kak Seto Pulihkan Trauma Anak Korban Gempa Aceh

Seto Mulyadi alias Kak Seto, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, saat menghibur anak-anak korban gempa di posko pengungsian di Pidie Jaya, Aceh, pada Jumat, 9 Desember 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zulfikar Husein

VIVA.co.id – Kementerian Sosial telah mengirimkan tim psikologi untuk memulihkan trauma anak-anak korban gempa Aceh. Tim psikologi ini dibantu Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi atau sering disapa Kak Seto.

Psikolog Sukses Kak Seto Pernah Kerja Jadi Office Boy - ART

Kak Seto akan memberikan penguatan kepada tim psikososial Kemensos dalam upaya memulihkan dan menyembuhkan trauma anak-anak korban gempa Aceh.

"Beliau kami libatkan untuk membantu mempercepat pemulihan trauma anak-anak, karena beliau sudah berpengalaman dalam penanganan psikososial anak-anak korban bencana," kata Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, melalui siaran pers, Kamis, 15 Desember 2016.

Proses Belajar Era Pandemi Harus Kedepankan Kesehatan Mental Anak

Khofifah berharap tim psikososial dapat melakukan penyembuhan trauma lebih dini dengan menggunakan metode yang tepat, agar korban bisa segera dipulihkan. Kak Seto tiba di Pidie Jaya, Rabu siang bersama Kak Henny yang juga akan menghibur anak-anak korban gempa.

Kak Seto mengatakan terapi psikososial bagi korban gempa Aceh, terutama anak-anak, harus dilakukan sedini mungkin. Sebab, luka jiwa yang membekas pada anak-anak akan menimbulkan perasaan mudah takut, mudah curiga, tidak percaya, hingga tidak bisa bekerja sama.

Ultah ke-70, Ini Kisah Masa Lalu Kak Seto Jadi Gelandangan-Pemulung

"Dengan treatment psikologis yang lebih awal ibaratnya luka, ya segera diobati, jadi tidak membekas terlalu dalam," ujar Kak Seto.

Tim Psikologi Kemensos beranggotakan 33 anggota dari berbagai latar belakang lembaga. Seperti TAGANA, Dosen Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung, Sakti Peksos (Satuan Bakti Pekerja Sosial), Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), TKSK dan para relawan sosial.

Tim juga akan melakukan monitoring secara terus menerus perkembangan pemulihan anak-anak minimal hingga tiga bulan ke depan. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya