Ibadah Natal yang Sempat Diganggu Ormas Akan Digelar Lagi

Pengadangan ibadah KKR Natal di Sabuga Bandung oleh ormas PAS
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id - Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) menjelang Natal yang sempat diganggu sejumlah orang anggota ormas akan digelar lagi di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Kota Bandung, Jawa Barat.

Sekda Ema Sumarna Mengundurkan Diri Usai Jadi Tersangka Suap Bandung Smart City

Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Bandung telah mempertemukan perwakilan Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) dengan panitia KKR. Mereka menyepakati untuk menggelar lagi ibadah menjelang Natal itu setelah perizinan lengkap.

"Ini ada perwakilan dari kiai bahwa enggak ada ormas yang melarang karena sebenarnya enggak ada masalah. Dari panitia tinggal mengatur waktunya untuk pelaksanaanya di Sabuga nanti," kata Kepala Polrestabes Bandung, Komisaris Besar Polisi Winarto, pada Jumat, 9 Desember 2016.

Anggota Dishub Ditampol Mangkuk Bubur Ayam Usai Negur Parkir Sembarangan

Polisi akan memberikan pengamanan seperlunya, misalnya, penjagaan di jalan dari dan menuju gedung Sabuga. Aparat tidak memberlakukan pengamanan ketat karena pada dasarnya tidak dipermasalahkan jika sesuai aturan, yakni mengantongi izin dari Kepolisian.

"Kalau sudah sesuai aturan dan tidak ada penolakan dari berbagai pihak, enggak ada masalah," ujar Winarto.

Ketua KPPS di Bandung Meninggal Dunia

Joseph, panitia KKR, mengaku belum menentukan waktu pasti penyelenggaraan kegiatan itu. Panitia masih merundingkan waktu yang tepat karena berkaitan perizinan dan persiapan lain-lain.

Peristiwa interupsi kegiatan KKR itu terjadi di Gedung Sabuga Kota Bandung pada Selasa, 6 Desember 2016. Massa dua organisasi, yakni Pembela Ahlus Sunah (PAS) dan Dewan Dakwah Indonesia (DDI), menolak acara itu.

Berikut ini kronologi kejadian itu:

- Pukul 13.00 WIB, datang sekira 75 orang gabungan anggota PAS dan DDI Bandung. Mereka berorasi di depan jalan menuju Sabuga dengan situasi kondusif.

- Pukul 14.00 WIB, panitia naik ke tempat orasi menyampaikan kesepakatan bahwa pukul 15.00 WIB acara selesai dan akan membubarkan diri.

- Pukul 15.30 WIB, jemaat anak sekolah sudah bubar, namun panitia masih di lokasi. Perwakilan massa meminta melihat langsung ke dalam gedung, dan disepakati diberi tambahan waktu 30 menit untuk membereskan.

- Pukul 17.00 WIB, massa datang lagi, dan disepakati akan membubarkan diri. Perwakilan ormas diminta menjelaskan kepada Pendeta Stephen Tong. Namun ketika perwakilan ormas menunggu kedatangan Pendeta, dari dalam ruangan terdengar suara nyanyian kebaktian, sehingga perwakilan ormas meminta kegiatan dihentikan.

- Pukul 17.30 WIB, disepakati perwakilan ormas untuk bertemu Pendeta namun masih koordinasi.

- Pukul 18.30 WIB, usai salat magrib dilaksanakan pertemuan perwakilan ormas, Kepala Polrestabes Bandung, Komandan Kodim, perwakilan panitia dengan Pendeta.

- Pukul 20.00 WIB, diperoleh kesepakatan bahwa Pendeta akan menjelaskan situasi kepada jemaah diberi waktu selama sepuluh menit. Namun pelaksanaannya sampai 15 menit karena ditambah doa dan nyanyian, sehingga ormas meminta dihentikan. Polisi mengambil alih situasi dan menghentikan kegiatan.

- Pukul 20.30 WIB, kegiatan selesai, dan jemaat maupun ormas berangsur membubarkan diri dengan tertib. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya