Tanah Longsor Jadi Bencana Paling Mematikan di Indonesia

Tim SAR gabungan terus mencari korban bencana tanah longsor di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, pada Senin, 20 Juni 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id – Di Indonesia, tanah longsor menjadi bencana yang paling banyak menimbulkan korban jiwa. Secara nasional, selama 2016, telah terjadi 575 kejadian longsor dan menimbulkan 177 orang tewas akibat longsor. 

Terungkap Deretan Bayangan Masa Depan Indonesia dalam Ramalan Jayabaya

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), longsor juga menyebabkan 100 orang luka-luka, 38.506 orang mengungsi, 1.069 rumah rusak berat, 987 rumah rusak sedang, 926 rumah rusak ringan, dan puluhan bangunan umum rusak. 

BNPB memprediksi, kejadian longsor masih mungkin bertambah, mengingat potensinya semakin meningkat. "Tren bencana longsor memang meningkat. Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya memang terjadi peningkatan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho seperti dikutip dari situs resmi BNPB, Rabu, 7 Desember 2016.

Baru Terjadi, Ini Arti Gempa di Bulan Ramadhan Menurut Primbon Jawa

Hal ini dilihat dari trend bencana longsor, dimana pada 2012 terdapat 291 kejadian longsor, kemudian berturut-turut di 2013 ada 296 kejadian, 2014 dengan 600 kejadian, 2015 ada 515 kejadian, dan 2016 sampai 6 Desember 2016 ada 576 kejadian.

Dari beragam peristiwa itu, korban jiwa tewas bervariasi tergantung besaran longsor. Pada 2012 longsor menyebabkan 119 jiwa tewas, kemudian 2013 tercatat 190 tewas, di 2014 ada 372 tewas, pada 2015 ada 135 tewas, dan 2016 dengan 177 tewas. "Meningkatnya kejadian longsor di Indonesia disebabkan tingginya kerentanan longsor," ujar Sutopo.

Deretan Penerawangan 2024 Nostradamus, Salah Satunya Bencana Mengerikan

Terdapat 274 kabupaten/kota di Indonesia yang rawan longsor dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah rawan longsor sedang hingga tinggi, sebanyak 40,9 juta jiwa. "Mereka tinggal di lereng-lereng dan tebing pegunungan dan perbukitan yang rawan longsor. Saat ada pemicunya yaitu hujan deras maka terjadi longsor," katanya menambahkan.

Ironisnya, kemampuan mitigasi, baik struktural dan nonstruktural, masyarakat tersebut masih sangat minim. Bahkan masyarakat tidak memiliki kemampuan untuk memproteksi diri dan keluarganya sehingga rentan menjadi korban.

Pemerintah dan Pemda telah banyak melakukan upaya pencegahan longsor seperti penguatan tebing, pembangunan sistem peringatan dini, sosialisasi, reboisasi, penghijauan, dan lainnya. "Namun upaya pencegahan seringkali kalah cepat dengan faktor-faktor penyebab longsor sehingga longsor terus berlangsung," katanya menerangkan.

Menurut Sutopo, bertambahnya jumlah penduduk, ikut meningkatkan kerentanan masyarakat dari longsor jika tidak ada perubahan nyata. Permukiman harus diatur sedemikian rupa agar masyarakat tidak membangun rumah pada daerah-daerah zona merah dari longsor. "Zona merah hendaknya tidak dijadikan permukiman tetapi menjadi kawasan lindung atau resapan air. Penataan ruang harus benar-benar ditegakkan jika kita ingin mengurangi risiko bencana longsor."

(mus) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya