VIVA.co.id – Suasana duka tampak menyelimuti kediaman Ajun Komisaris Polisi Safran, salah satu penumpang pesawat Polri yang hilang di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, kemarin.
Istri korban, Yuli tampak syok atas peristiwa ini begitu pula sejumlah kerabat dan keluarga terdekat. Saking sedihnya, Yuli pun belum bisa dimintai keterangan.
"Belum ada kabar perkembangan, saya minta doanya saja ya," kata ayah korban, Safawi sambil menangis saat ditemui di rumah duka di kawasan Perumahan Kelapa Dua Reseidence, Jalan Tugu Raya Rw 07/07, Kecamatan Cimanggis, Minggu 4 Desember 2016.
Di mata pria paruh baya ini, Safran dikenal sebagai sosok anak yang disiplin dan penyayang orang tua. Keluarga pun masih berharap, Safran ditemukan dalam keadaan selamat.
"Saya terakhir ketemu sebulan lalu. Enggak ada firasat apa-apa. Tapi emang dari kemarin saya sudah tidur," katanya dengan mata berkaca-kaca.
Dijelaskan Safawi, Safran adalah putra sulung dari tiga bersaudara dan memiliki dua anak yang masih kecil. Sepengetahuannya, pria kelahiran 1978 itu bertugas sebagai pilot dan kerap berkeliling Nusantara, sebelum peristiwa nahas ini. Safawi mengaku sempat diajak ke Malaysia oleh Safran.
"Dia pindah-pindah keliling nusantara. Seringnya ke Papua, seringnya naik helikopter. Terakhir Ke Palembang ke daerah asalnya sendiri." tambahnya.
Seperti diketahui, pesawat nahas tersebut diketahui berangkat dari Pangkal Pinang pukul 09.24 dengan tujuan Batam. Estimasi tiba di tujuan pukul 10.58. Namun belum tiba di tujuan, pesawat itu hilang kontak.
Informasi pesawat jatuh itu berawal dari laporan warga yang menemukan bagian badan pesawat sekitar pukul 12.30, Sabtu, 3 Desember 2016. Sejumlah barang yang diduga berasal dari pesawat itu ditemukan warga di antara Pulau Mensanak dan Pulau Sebangka.
