Kapolri Pastikan Tak Ada Massa Aksi Bela Islam ke DPR

Unjuk rasa sekelompok massa di depan DPR, memprotes penangkapan 10 aktivis
Sumber :
  • istimewa

VIVA.co.id – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian memastikan, massa yang terlibat dalam Aksi Bela Islam III tak ada yang bergerak ke gedung DPR.

Ratusan Pengunjuk Rasa Anti-Perang Ditangkap di Seluruh Rusia

"Karena saya sudah berdialog dengan tokoh utama dari GNPF MUI (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia). Mereka memberikan jaminan bahwa kegiatan hari ini yang paling utama adalah ibadah," kata Tito di gedung DPR, Jakarta, Jumat, 2 Desember 2016.

Kata Kapolri, ibadah tersebut sudah dilaksanakan sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Kegiatan ibadah itu pun dilangsungkan secara damai, sesuai rencana. "Jadi kalau ada yang melakukan kegiatan di DPR, sebetulnya itu bukan agenda dari GNPF. Bukan. Ini adalah agenda spontan saja," kata Tito.

Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu-Tempe Semanan Mogok 3 Hari

Dia pun mengapresiasi massa di seluruh Indonesia, termasuk GNPF-MUI, karena telah memegang komitmen untuk melaksanakan ibadah secara aman dan damai.

DPR Didatangi Pendemo

Buruh Tangerang Blokade Jalan Raya Serang, Arus Lalu Lintas Dialihkan

Di DPR, sejumlah kecil massa menggelar unjuk rasa di depan gedung. Mulanya, datang satu truk yang mengangkut 3 orang. Tak lama diikuti truk lainnya yang membawa sekitar 20 orang. Mereka pun berorasi satu persatu.

"Kami datang ke sini bukan untuk bebaskan 10 kawan kami. Tapi kami mau katakan penyelenggara negara makar pada rakyat, ketika rakyat ditangkap paksa dari rumahnya," kata seorang pendemo melalui pengeras suara di depan gedung DPR, Jakarta, Jumat, 2 Desember 2016.

Adapun massa yang berdemo mengibarkan bendera Rakyat Bergerak dan Forum Syuhada Indonesia. Tak lama setelah massa tersebut orasi, datang lagi massa yang membentangkan bendera Merah Putih. Belasan orang mengibar-kibarkan bendera berukuran besar tersebut. Mereka pun menyanyikan lagu Indonesia mengiringi pendemo yang berorasi.

Salah satu pendemo yang berorasi adalah adik Presiden Abdurahman Wahid, yaitu Lily Wahid. Dalam orasinya, dia menyinggung masalah dugaan penistaan agama oleh Gubernur nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dia menuding Ahok masih dilindungi secara hukum.

"Ada sebuah upaya bahwa kami yang berupaya meminta penangkapan Ahok, malah kami dibilang mau makar," kata Lily berorasi di depan gedung DPR, Jakarta, Jumat 2 Desember 2016.

Tak hanya soal Ahok, dia pun mendesak MPR menggelar sidang istimewa, agar Indonesia kembali pada UUD 1945 yang asli. "Sekarang banyak diatur oleh konglomerasi.”

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya