Jokowi Ngaku Lebih Miskin daripada Pengusaha Kopi

Presiden Jokowi saat membuka pameran waralaba di Jakarta, Jumat 25 November 2016.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id - Presiden Jokowi mengaku tak lebih kaya dari seorang pengusaha muda minuman kopi asli Indonesia, yang baru berusia 36 tahun. Pemilik kedai kopi yang dimaksud Jokowi itu adalah Obi Anindito, pendiri sekaligus Direktur Utama Coffee Toffee Indonesia.

Dianggap Bukan Lagi Kader PDIP, Zulhas: Rumah Pak Jokowi dan Gibran Namanya PAN

Pengakuan Jokowi itu disampaikan ketika membuka pameran Indonesia Franchise dan SME Expo (IFSE) di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat, 25 November 2016.

Bahkan, Jokowi tak segan-segan menyebut lebih senang jika di suatu kota ada kedai kopi Coffee Toffee dibanding dengan kopi asal Amerika Serikat yakni Starbucks.

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

"Anak muda biasa kalau jalan ke suatu kota pasti nanya, ada Strabucks-nya tidak. Kalau ada Starbucks kotanya bercitra kelas internasional. Tapi tetap, saya lebih senang ada Coffee Toffee di setiap kota," ungkap dia.

Usai berkata demikian, Jokowi pun mengundang Obi maju ke atas panggung. Dia menanyakan soal jumlah gerai waralaba yang dimiliki oleh Coffee Toffee. Obi pun menjawab sudah ada 160 gerai.

MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, Jokowi Ajak Semua Bersatu Bangun Bangsa dan Hadapi Geopolitik

"Wah, ada 160 gerai Coffee Toffee. Berarti Obi lebih kaya daripada saya. Saya sudah bisa ngitung, jangan kira saya tidak bisa ngitung," ujar Jokowi yang disambut tawa khalayak.

Jokowi pun berpesan, dengan usia Obi yang masih muda, agar bisa lebih mengembangkan pasar usahanya, tak cukup hanya di dalam negeri saja, tapi harus ke luar negeri.

"Boleh fokus di pasar domestik, tapi jangan lupa serang luar juga. Saya tunggu nanti tahun depan, akan saya tanya lagi berapa (gerai Coffee Toffee) yang ada di luar negeri," kata dia.

Selain Coffee Toffee, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyinggung waralaba lainnya seperti "Bakso Alex" dan "Es Teler 77", hingga "Kebab Turki Baba Raffi".

"Mungkin potensinya (Bakso Alex) saat ini baru buka 10-15 lokasi. Tadi bisik-bisik saya tanya, berapa Pak Alex sekarang? Dia jawab, gerainya 10 Pak. Terus saya bilang 10 kan sekarang, nanti lihat tahun depan," lanjut Jokowi.

"Tadi disampaikan juga untuk Es Teler 77, sekarang sudah ada 180 gerai. Bayangkan, berapa alpukatnya yang diserap, berapa nangka yang diserap, enggak bisa bayangkan kita. Baba Raffi ada 1.200 gerai, berapa tenaga kerja yang diserap, banyak sekali. Hal-hal kecil yang sangat besar sekali manfaatnya," kata dia.

Terakhir, kata Jokowi, zaman sekarang hadir tidaknya suatu waralaba sudah menjadi lambang kemajuan tingkat suatu kota, apalagi untuk generasi muda.

"Karena ini hal-hal yang belum banyak dilihat orang. Kalau gerai itu penuh kenapa tidak dikembangkan secepat-cepatnya. Kita ada 34 provinsi, danĀ  516 kabupaten/kota. Potensi domestik sangat besar sekali untuk pengembangan waralaba Indonesia. Tapi jangan lupa serang luar negeri juga," ujar mantan Wali Kota Solo itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya