- Puspen TNI
VIVA.co.id – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, demonstrasi terkait kasus penistaan agama yang diduga dilakukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mestinya tak terjadi lagi. Sebab, perkara tersebut tengah diproses di kepolisian.
Jika ada demo lagi, Gatot menduga ada tujuan lain. "Akan ada demo lagi, yang meminta penjarakan Ahok, kemudian nanti presiden yang digugat. Kalau begini, ini bukan hati nurani lagi. Ini sudah didoktrin. Tujuannya apa? Untuk pecah belah Indonesia," kata Gatot, di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur, Kamis, 24 November 2016.
Jika Indonesia sudah terpecah belah, dengan mudah bangsa-bangsa lain mengambil dan merebut kekayaan alam yang dimiliki Indonesia. Sebab, menurutnya, saat ini Indonesia membuat negara lain iri akan kekayaannya.
"Negara luar sudah mulai bermain di sini. Tujuannya pecah belah Republik Indonesia. Setelah pecah belah baru mudah dibagi (kekayaan alam) oleh bangsa-bangsa lain," ujar Gatot.
Gatot sedikit membuktikan ucapannya dengan menceritakan kembali kabar yang menyebutkan pimpinan FPI Rizieq Shihab dipukuli oknum TNI Kostrad yang dimuat di salah satu media online.
"Beberapa waktu lalu, saya terkejut dapat WA (Whatsapp), oknum TNI melakukan penganiayaan terhadap Habib Rizieq. Saya cek ternyata enggak ada. Saya telusuri ternyata ini (media) dari Australia dan Amerika. Langsung saya koordinasi ke Kominfo dan minta diblokir," kata Gatot.
Menurut Gatot, adanya indikasi bangsa lain ingin memecah belah Indonesia sangat kuat. Ia memiliki data atas itu semua. "Saya tak akan berani bicara begini kalau tidak ada data," ujarnya.
Jika tidak ingin dipecah belah bangsa lain, masyarakat di Indonesia hendaknya harus bersatu. "Kalau tidak ada Islam bukan Indonesia, tidak ada Kristen, Hindu dan Budha, bukan Indonesia. Itu harus dipahami. Indonesia milikku, Indonesia juga milikmu, Indonesia milik kita semua," ujar Gatot. (ase)