Komnas HAM Desak Indonesia Intervensi Konflik Rohingya

Wakil Ketua Komnas HAM, Ansori Sinungan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Raudhatul Zannah

VIVA.co.id – Tragedi kemanusiaan yang terjadi di Rohingya, Myanmar, disebut sejumlah pakar sebagai genosida. Konflik di wilayah itu, ikut mempengaruhi Indonesia karena banyak imigran hendak mencari suaka ke Australia, tapi justru berakhir di sini.

Ritual Mistis Junta Myanmar Tak Mempan! Rathedaung Jatuh ke Tangan Sekelompok Bersenjata Etnis

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia memberikan sikap mereka menanggapi persoalan ini, karena melihat belum ada kebijakan atau langkah-langkah penanganan konkrit, untuk menghentikan pertikaian antar warga di sana.

"Oleh karena itu, berdasarkan prinsip universal dan intervensi untuk membebaskan kelompok sipil dari tragedi itu. Komnas HAM menyatakan sikapnya sebagaimana diamanatkan pada Deklarasi Universal HAM dan Konvenan sipil serta politik yang menjadi pedoman negara-negara Perserikatan Bangsa-bangsa," Wakil Ketua Komnas HAM, Ansori Sinungan, di Ruang Pengaduan Komnas HAM, Menteng, Jakarta, Rabu, 23 November 2016.

5 Kekejaman Junta Militer Myanmar, Salah Satunya Hukum Mati Pelajar

Menurutnya, Komnas HAM mengecam aksi militer pemerintah Myanmar, yang telah mengakibatkan jatuhnya ratusan korban, serta membuat ribuan penduduk terusir dari tanah asalnya.

"Untuk itu, kami juga mendesak pemerintah Indonesia untuk menekan pemerintah Myanmar agar menghentikan kekerasan militer atas warga Rohingya di Provinsi Rakhine," kata Ansori.

Kekejaman Junta Myanmar! Rohingya Dipaksa Bergabung dengan Militer

Sementara itu, apabila pemerintah Myanmar tidak meresponnya, maka Komnas HAM meminta Komite Nobel Perdamaian, agar mencabut penghargaan Nobel yang pernah diterima Aung San Suu Kyu pada 1991 lalu.

Menurutnya, pemimpin National League for Democracy itu tidak melakukan upaya optimal dalam mendukung terciptanya perdamaian dan persaudaraan antar sesama. "Padahal, ia memegang posisi yang cukup strategis di Pemerintahan Myanmar, yaitu sebagai State Counsellor atau Penasihat Negara," ujarnya.

VIVA Militer: Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut

5 Angkatan Laut dengan Armada Terbanyak di Asia Tenggara, Posisi Indonesia Mencengangkan

Membicarakan tentang kehadiran Angkatan Laut yang memiliki jumlah kapal terbesar di Asia Tenggara merupakan topik menarik yang patut diperhatikan.

img_title
VIVA.co.id
22 Maret 2024