Masih Ada 100 Muslim Rohingya di Aceh Timur

Imigran Rohingya asal Myanmar bersiap untuk direlokasi di tempat hunian sementara Desa Bayeun, Aceh Timur, Aceh, Jumat (11/11/2016).
Sumber :
  • ANTARA/Irwansyah Putra

VIVA.co.id – Sedikitnya ada 100 pengungsi asal Rohingnya yang masih berada di kamp pengungsian di Bireum Bayeun, Aceh Timur. Mereka adalah pengungsi yang terapung pada tahun lalu di Perairan Aceh Timur. Lebih dari 300 pengungsi telah dipulangkan ke negera mereka.

Top Trending: Derry Sulaiman Siap Tampung Imigran Rohingya, Ramalan 2024 Bakal Terjadi Perang

Sebelumnya, ada lebih dari 400 orang yang berada di pengungsian. Mereka yang berada di penampungan ini berasal dari dua negara. Sebagian memiliki kewarganegaraan Bangladesh dan sebagian adalah Myanmar. Setelah setahun berada di pengungsian, 100 orang pengungsi ini terlihat beraktivitas dengan normal.

Warga Rohingya yang berada di pengungsian berbaur dengan warga Aceh dan seperti warga negara Indonesia. Hampir seluruh mereka menghabiskan waktu dengan bercocok tanam.

Lagi, 50 Imigran Rohingya Mendarat di Aceh

Muhammad, seorang pemuda Rohingya menerangkan, dia pergi ke Aceh karena menjadi korban kekerasan di Myanmar.  

"Terpaksa pergi karena terus menerus jadi korban kekerasan di Myanmar," katanya.

Bobon Santoso Ogah Masak untuk Rohingya: Mending Masak Buat Saudara di Papua

Sebelumnya disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nassir, bahwa jumlah pengungsi asal Rohingya yang ditampung di Aceh sudah jauh berkurang.

Status mereka di Indonesia hanya satu tahun. Kini mereka sedang menunggu keputusan apakah keberadaan mereka diperpanjang atau tidak.

Berita mengenai etnis Rohingya kembali mencuat setelah tersiar kabar adanya pembantaian oleh aparat Myanmar. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pemerintah Indonesia akan melakukan diplomasi menyangkut persoalan ini. Retno menjelaskan, pihaknya memang perlu mengklarifikasi semua berita yang ada.

Retno menambahkan, pemerintah Indonesia tetap fokus pada nasib orang-orang Rohingya. Menurutnya, diplomasi Indonesia terkait masalah Rohingnya tidak dilakukan dengan gembar-gembor.

"Diplomasi kita itu kan bukan megaphone diplomacy. Dalam artian, kalau kita melakukan sesuatu, terus kemudian kita gembar-gembor, enggak," kata Retno.

Duta besar Indonesia untuk Myanmar Ito Sumardi bersama belasan perwakilan negara lainnya di Myanmar, diajak oleh pemerintah setempat menyaksikan kampung-kampung etnis Rohingya yang disebut di media sosial dibakar dan masyarakatnya dibantai.

Pada kenyataannya kata Ito, kabar tersebut tak benar sepenuhnya. Ito menjelaskan, pemerintah Myanmar memang sedang melakukan operasi keamanan yang berekses terhadap etnis Rohingya. Namun hal itu dilakukan pasca adanya serangan kelompok militan Rohingya terhadap beberapa pos penjagaan polisi dan militer di utara Myanmar.

"Tentu kita harus jernih dan objektif dalam hal ini," kata Ito Sumardi, Senin, 21 November 2016.

Laporan: Ilham Zulfikar/ tvOne

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya