Peduli NKRI, Ribuan Orang Gelar Parade Budaya di DKI

Parade Bhineka Tunggal Ika di Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA.co.id – Teror bom di Gereja Oikumene, Samarinda, pada Minggu 13 November 2016, mengejutkan publik Tanah Air. Satu balita, Intan Olivia Marbun meninggal dunia dan tiga lainnya luka berat dalam peristiwa tersebut.

M Kece Dituntut 10 Tahun Penjara

Sebagai bentuk kepedulian, sejumlah orang yang menamakan diri sebagai Relawan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), akan menggelar ‘Karnaval Budaya Cinta NKRI’ di sepanjang Jalan MH Thamrin, tepatnya di Patung Kuda hingga Bundaran HI, pada Minggu 20 November 2016. Acara itu lebih pada parade budaya dan kebangsaan.

"Generasi kita harus bersama-sama menjaga Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika," kata relawan NKRI, M. Yamin dalam siaran persnya, Jumat 18 November 2016.

Marak Kasus Penistaan Agama di Pakistan, Perempuan Muda Divonis Mati

Yamin mengatakan, kegiatan itu akan dimulai sekitar pukul 07.00 WIB dan diikuti sekitar 20 ribu massa.

"Karnaval Cinta NKRI berangkat dari keprihatinan atas berbagai peristiwa yang mengoyak semangat ke-Indonesia-an kita belakangan, terakhir peristiwa di Samarinda," kata Yamin lagi.

Ferdinand Hutahaean Tulis Surat Permohonan Maaf dari Penjara

Yamin menambahkan, kegiatan itu akan menampilkan budaya seluruh Nusantara seperti Reog Ponorogo, Gondang Batak, angklung, rebana, barongsai, parade lagu kebangsaan, dan drum band. Kemudian, diisi dengan aksi pelepasan ribuan balon merah putih, serta barisan pembawa 30 ribu bendera Merah Putih di sepanjang Jalan Patung Kuda-Bundaran HI.

Sementara itu, relawan NKR yang lainnya, Birgaldo Sinaga menuturkan, peristiwa teror dan kekerasan yang terjadi di Samarinda, tentu sangat melukai kemanusiaan, nilai kebangsaan dan perdamaian. Apalagi, Indonesia merupakan negara hukum, demokrasi yang damai dan toleran.

"Jika para pendiri bangsa telah menanam benih kebangsaan pada awal-awal kemerdekaan, maka tugas kita sebagai anak bangsa untuk merawat dan menyiram pohon kebangsaan agar terus bertumbuh dan mekar," ujarnya.

Dia menyampaikan, pohon kebangsaan itu harus dipupuk, siram, dan rawat, agar bertumbuh mekar. Sehingga, bisa merindangi dan menyejukkan nilai relasi kebangsaan kita.

"Menyejukkan dan mendamaikan setiap anak bangsa," tuturnya.

Karena itu, Birgaldo dan sejumlah orang lainnya berinisiatif menggelar parade budaya itu. Tujuannya adalah merawat pohon kebangsaan, menjaga empat pilar kebangsaan, dan meminta semua pihak menghormati hukum. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya