Usaha Keras Mantan Pilot Hidup di 'Tanah Terkutuk'

Budi Soehardi
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Diza Liane Sahputri

VIVA.co.id – Memiliki harta yang berlebih ternyata tidak membuat seorang mantan pilot, Budi Soehardi, pelit untuk berbagi. Perhatiannya pada kehidupan anak di pelosok Indonesia, membuatnya pindah ke Kupang dan membangun panti asuhan.

Kisah Mualaf Ibu dari Crazy Rich Surabaya Gegara Melihat Orang Islam Lakukan Ini

Budi ialah mantan pilot asli Indonesia di Maskapai Singapore Airlines. Ia mengajak keluarganya untuk hijrah ke Penfei Timur, Kupang. Hal tersebut ia lakukan usai melihat tayangan di televisi mengenai situasi yang serba kekurangan.

Budi membangun sebuah rumah panti asuhan bernama Roslin, untuk menampung anak-anak terlantar. Di sana, Budi mengajarkan anak-anak untuk tidak hanya berpendidikan formal tapi juga wajib memiliki kemandirian pangan, guna mencapai gizi sehat.

Kisah Inspiratif Cristiano Ronaldo dari Masa Kecil yang Sulit Menuju Puncak Kejayaan

"Kawasan ini memiliki angka stunting (tubuh pendek) yang sangat parah di Indonesia karena gizi baik sangat sulit didapatkan. Padahal, kalau mau berusaha, Kupang bisa menjadi tempat yang serba ada dengan membuat tanahnya subur," ujar Budi, di acara BRAND's Health Award di kawasan Thamrin, Jakarta, Selasa 15 November 2016.

Saat ini, anak-anak yang tinggal dan belajar di panti asuhan tersebut sudah berjumlah 150. Bahkan, sudah tercatat salah satunya lolos menjadi dokter.

Hebat, Sosok Mazhab Fiqih Ini Bisa Khatam Al-Quran Hingga 60 Kali Selama Ramadhan

Tidak hanya itu, selama 16 tahun tinggal di Kupang, ia juga berjuang dengan biaya dari hasil kerjanya sebagai pilot, untuk membentuk tanah yang subur di Kupang. Budi mengakui, awalnya terasa sulit karena tanah di kawasan tersebut, begitu banyak batu.

"Tanah kering di sana dibilang menjadi tanah terkutuk, karena setiap digali batu lagi batu lagi. Akhirnya kami bikin media tanah sendiri dengan kombinasi humus. Kami dimampukan menumbuhkan sayuran secara organik bahkan dengan tanpa pestisida sama sekali," tambahnya.

Hingga kini, ia mampu membangun satu hektar tanah untuk Living lab berisi sayuran organik, serta ia berencana untuk membangun ecovillage yakni kawasan yang sama namun lebih luas, sebesar 53 hektar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya