Forum Kebhinekaan: Teror Bom Bisa Rusak Kerukunan Beragama

Teror bom Gereja Oikumene di Samarinda Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016).
Sumber :
  • VIVA.co.id/facebook/Mimi Jameela

VIVA.co.id – Sekretaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Perdamaian Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Hendri Lokra menyatakan, aksi teror yang terjadi di Gereja Oikumene, Samarinda, pada Minggu 12 November 2016 pagi, adalah aksi biadab yang bisa merusak kerukunan umat beragama di Indonesia.

Polisi Ungkap Motif TikToker Galih Loss Buat Konten Diduga Menistakan Agama

"PGI mengecam keras aksi teror yang terjadi di Samarinda," kata Hendri Lokra di Jakarta, Senin 14 November 2016.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengapresiasi aksi solidaritas lintas agama yang dilakukan oleh Forum Kebhinekaan di Jakarta malam ini. Aksi solidaritas itu merupakan sikap bersama yang menyatakan bahwa kejahatan teror seperti di Samarinda, adalah bentuk kejahatan luar biasa yang dapat merusak perdamaian dan kebhinekaan di Indonesia.

TikToker Galih Loss Resmi Ditahan, Terancam Hukuman Penjara 6 Tahun

"Kami atas nama Persekutuan Gereja-gereja Indonesia mengapresiasi aksi prihatin yang dilakukan teman-teman lintas agama malam ini dan kami atas nama PGI juga turut berduka cita kepada keluarga korban teror di Samarinda," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, perbuatan sekelompok orang yang menyerang gereja itu harus disikapi dengan serius oleh pemerintahan Jokowi. Sebab, bertepatan dengan umat Kristiani yang saat itu tengah melakukan aktivitas ibadah mingguan.

Usai Ditangkap Polisi, TikToker Galih Loss Minta Maaf, Janji Tak Buat Konten Serupa

"Apalagi sampai jatuh korban yaitu anak-anak. Kami berharap penegakan hukum dapat dilakukan dengan seadil-adilnya agar ke depan tidak terulang kasus seperti itu di Indonesia," ujarnya.

Aksi solidaritas kecam teror Samarinda

Puluhan orang yang mengatasnamakan dirinya Forum Kebhinekaan, malam ini di Bundaran Hotel Indonesia melakukan aksi menyalakan lilin sebagai solidaritas untuk korban teror bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda Kalimantan Timur.

Juru bicara Forum Kebhinekaan Renhard Joshua Napitupulu menyatakan, pihaknya mengutuk keras teror bom molotov itu. 

Senada dengan Hendri, dia menilai, tindak kejahatan teror yang dilakukan oleh sekelompok orang itu adalah tindakan yang dapat merusak kebhinekaan di Indonesia.

"Lilin melambangkan perdamain. Sekecil apapun cahaya lilin itu merupakan simbol dari perdamaian. Aksi teror itu telah merusak kebhinekaan tunggal ika. Kami mengecam keras segala bentuk teror yang terjadi di Indonesia," kata Joshua Napitupulu.

Aksi Solidaritas di Bundaran HI

Lebih lanjut dia berpendapat, aksi teror yang terjadi pada saat situasi politik jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta yang saat ini tengah memanas, dapat mempertajam konflik yang mengarah pada agama tertentu.

"Kami tidak menuding agama pelaku. Karena teror kemarin bukan masalah agama. Jadi jangan salah, semua bentuk teror di Indonesia dapat merusak kerukunan umat beragama di Indonesia," ujarnya.

Pantauan VIVA.co.id di lapangan, sekitar 80 orang dari berbagai komunitas, seperti Gerakan Relawan untuk Demokrasi (Garuda), relawan Jokowi Bara JP, Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Komunitas Aktivis 98, melakukan aksi menyalakan lilin dan mendoakan korban bom molotov Gereja Oikumene Intan Olivia (3 tahun).

Seperti diketahui, akibat serangan tersebut, empat orang menjadi korban. Satu korban atas nama Intan Olivia (3) meninggal dunia akibat mengalami luka bakar serius hingga 80 persen dan trauma pada bagian paru-paru, pada Senin, 14 November 2016 pagi tadi.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya