- VIVA.co.id/ Moh. Nadlir.
VIVA.co.id – Beredar kabar, 25 November mendatang akan digelar aksi demonstrasi lanjutan menuntut Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok segera diadili atas kasus dugaan penistaan agama.
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mengatakan sudah mewaspadai aksi tersebut, meski baru sekadar kabar burung. Sebab, menurutnya, pemerintah harus tetap waspada mengantisipasi segala kondisi yang ada, termasuk aksi demonstrasi massa.
"Ada tidak ada segala macam harus waspada. Apalagi kalau ada mau demo, bukannya tidak boleh kan harus menyiapkan diri seperti kemarin. Harus diamankan seperti itu, supaya tidak kacau," ujar Ryamizard di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat 13-14, Jakarta Pusat, Jumat, 11 November 2016.
Ryamizard pun tak ingin respons pemerintah itu dianggap sebagai upaya untuk menghalang-halangi kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum. Sebab, dirinya paham bahwa Indonesia adalah negara demokrasi yang memberikan hak untuk itu.
"Itu kan respons, jadi jangan sampai disangka ada demo kami menghalang-halangi, tidak. Ini namanya demokrasi. Makin banyak massa makin dipikir lagi supaya tertib," ujar mantan Kepala Staf Angkatan Darat tersebut.
Diketahui, demo menentang Ahok sudah digelar dua kali, pada 14 Oktober dan 4 November lalu. Demo kedua yang digelar awal November itu diikuti ratusan ribu orang dari berbagai elemen. Namun tercoreng akibat aksi provokator. Sejumlah oknum pelaku kerusuhan ditangkap dan ditahan pihak kepolisian. (ase)