Marwah Daud Enggan Komentari Maha Guru Palsu Dimas Kanjeng

Marwah Daud Ibrahim di Markas Polda Jatim pada Rabu malam, 9 November 2016
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id – Ketua Yayasan Kraton Kesultanan Sri Raja Praburajasanagara, Marwah Daud Ibrahim, selesai menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus dugaan penipuan bermodus penggandaan uang di Padepokan Dimas Kanjeng. 

Syarat Iran Tak Jadi Serang Israel, Kisah Penyamaran Intel Kopassus hingga Sopir Bus Positif Narkoba

Namun, dia bungkam ketika ditanyakan mengenai adanya maha guru palsu yang direka Taat Pribadi alias Dimas Kanjeng. "Saya enggak mau menjawab soal itu," ujar Marwah, di Gedung Direktorat Reserse dan Kriminal Umum Polda Jawa Timur, Rabu, 9 November 2016.

Sebagai ketua yayasan yang menaungi padepokan Dimas Kanjeng, Marwah menjalani pemeriksaan selama tujuh jam. Penyidik mencecarnya dari pukul 12.00 WIB sampai 19.00 WIB. 

Viral Penipuan File APK Surat Panggilan Polisi, Begini Respons Polda Metro Jaya

Setelah pemeriksaan, Marwah langsung tersenyum begitu wartawan menyorongkan kamera begitu dia keluar dari Gedung Direktorat Reserse dan Kriminal Umum.

Marwah mengaku ditanyakan mengenai aktivitasnya selama menjadi pengikut padepokan di Dusun Cengkelek, Desa Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. "Melanjutkan pertanyaan pada pemeriksaan sebelumnya," katanya.

Miliarder di Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati Gegara Menipu Bank Rp 697 Triliun

Sebelumnya, penyidik menceritakan keterangan salah satu tersangka kasus ini, SP Maranata alias Vijay. Menurutnya, satu dari tujuh maha guru rekaan Taat Pribadi bernama Marno alias Abah Kholil, diminta berpura-pura jadi Syaikhunan Cholil saat para pengikut padepokan berziarah ke Makam Syaikhunan Cholil di Bangkalan, Madura, Jawa Timur. 

Vijay merupakan salah satu perekrut para maha guru itu. Begitu selesai berdoa, Abah Kholil diminta muncul dengan penampilan berjubah dan berserban. Saat keluar, semua pengikut padepokan langsung mencium tangan Syaikhunan Cholil palsu itu, termasuk Taat dan Marwah.

Saat ditanya ulang mengenai keterangan itu, Marwah hanya tersenyum sambil berjalan menuju mobilnya. Dia menolak berkomentar. "No comment, saya hanya jawab terkait kasus hukumnya," kata doktor lulusan American University, Amerika Serikat, itu.

Kasus Taat Pribadi dan padepokannya menjadi sorotan publik, setelah dia ditangkap petugas gabungan Polres Probolinggo dan Polda Jatim di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada Kamis, 22 September 2016.

Dia disangka sebagai inisiator pembunuhan dua anak buahnya, Ismail Hidayat dan Abdul Gani. Selain itu, Dimas juga ditetapkan sebagai tersangka penipuan bermodus penggandaan uang. Diperkirakan korbannya ada puluhan ribu orang, dengan total kerugian korban mencapai ratusan miliar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya