As'ad Syamsul Arifin Digelari Pahlawan Nasional

Pemerintah berikan As'ad Syamsul Arifin gelar Pahlawan Nasional
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Rahmat

VIVA.co.id – Pemerintah memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada tokoh dari Jawa Timur, Almarhum K.H.R. As'ad Syamsul Arifin. Upacara pemberian gelar ini dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 9 November 2016.

Jumat Agung, Presiden Jokowi Ajak Resapi Makna Pengorbanan Yesus Kristus

Pemberian gelar Pahlawan Nasional, tertuang dalam Kepres No.90/TK/Tahun 2016 tertanggal 3 November 2016.

As'ad Syamsul Arifin lahir pada tahun 1897 di Mekkah dan meninggal 4 Agustus 1990 di Situbondo pada umur 93 tahun. Beliau merupakan pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Desa Sukorejo, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo.

Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapat 61 Persen Saham Freeport Indonesia, Meski Alot Negosiasinya

Dia adalah ulama besar sekaligus tokoh dari Nahdlatul Ulama dengan jabatan terakhir sebagai Dewan Penasihat (Musytasar) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, hingga akhir hayatnya. As'ad merupakan tokoh yang ikut berperan menggerakkan rakyat dan santri, khususnya dari Jawa Timur, saat Pertempuran 10 November 1945 di Kota Surabaya.

Pemberian gelar kepada Syamsul dilakukan berdasarkan pertimbangan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, yang berpedoman pada kriteria pemberian gelar Pahlawan Nasional sesuai Pasal 26 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2006 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Gus Miftah Curiga Jokowi Pilih Bahlil Lahadalia Jadi Menteri Karena Lucu, Bukan Prestasi

Pertama, pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata, perjuangan politik, atau perjuangan bidang lain dalam mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan. Serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Kedua, tidak pernah menyerah pada musuh dalam perjuangan.

Ketiga, melakukan pengabdian dan perjuangan yang berlangsung hampir sepanjang hidupnya, dan melebihi tugas yang diemban.

Keempat, pernah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara.

Kelima, pernah menghasilkan karya besar yang bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

Keenam, memiliki konsistensi jiwa semangat kebangsaan yang tinggi.

Ketujuh, melakukan perjuangan yang mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.

As'ad dilahirkan di Mekkah pada tahun 1897 saat kedua orang tuanya, Raden Ibrahim-Siti Fatimah, menunaikan ibadah haji. Dia wafat pada 4 Agustus 1990 pada usia 93 tahun di pesantren yang diasuhnya di Situbondo, Jawa Timur, yaitu Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo.

As'ad adalah ulama besar, murid dari, salah satunya, Syaikhuna Cholil Bangkalan, Madura. As'ad juga dikenal sebagai penyampai isyarat berdirinya NU dari Syaikhuna Cholil kepada Rais Akbar NU, Hasyim Asy'ari. Banyak cerita lisan yang menarik dan unik di kalangan pesantren soal caranya melawan penjajah Belanda waktu dia muda.

Bintang Mahaputra

Pada kesempatan ini, Presiden juga memberikan tanda kehormatan Bintang Mahaputra, kepada dua tokoh yang dianggap memiliki jasa yang luar biasa dalam berbagai bidang.

Mereka adalah almarhum Mayjen TNI (Purn) Andi Mattalatta, tokoh dari Sulawesi Selatan. Selain itu, almarhum Letkol Inf (Anumerta) Sroedji, tokoh dari Provinsi Jawa Timur. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya