- VIVA.co.id/ Agus Rahmat.
VIVA.co.id - Lebih kurang satu jam, Presiden Joko Widodo bertemu dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj, di kantornya, Senin 7 November 2016. Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, sementara Said Aqil didampingi Sekjen PBNU Hilmi Faisal Zaini, dan Rais Am PBNU yang juga Ketua MUI Makruf Amin.
Usai pertemuan, Jokowi mengucapkan terima kasihnya pada NU. Sebab, salah satu Ormas Islam terbesar di Indonesia itu memiliki peran besar dalam menyikapi berbagai isu penting yang muncul di publik.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran PBNU dari pusat sampai daerah yang telah memberikan pernyataan-pernyataan yang mendinginkan suasana, menyejukkan suasana sehingga demo tanggal 4 kemarin sampai sore terakhir berjalan dengan baik dan damai," kata Jokowi, di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin, 7 November 2016.
Jokowi menyebutkan, peran NU dalam persatuan dan kesatuan bangsa, sangat besar. Menurutnya, NU adalah penyangga dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Penyangga utama Pancasila, kebhinekaan kita, hal-hal yang berkaitan dengan toleransi, persatuan, saya kira clear," kata Jokowi.
Jokowi mengaku, konsolidasi dengan NU banyak yang bisa diambil. Tidak hanya masalah aksi 4 November lalu. Tapi hal lain, seperti yang berkaitan dengan ekonomi keumatan dan menyangkut radikalisme.
"Saya kira banyak hal yang nanti bisa dilakukan bersama antara NU dengan pemerintah. Hal-hal yang konkrit yang bisa membangun negara yang kita cintai ini," katanya.