PDIP: Foto Bunuh Ahok Mengancam Demokrasi

Politikus PDIP, Eva Kusuma Sundari (kanan).
Sumber :
  • Antara/ Widodo S Jusuf

VIVA.co.id – Politikus PDIP, Eva Kusuma Sundari memperingatkan pemerintah untuk waspada terkait beredarnya ancaman bagi petahana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau sering disapa Ahok.

Ahok Sebut Pertamina Bisa Tetap Untung Bila Tak Naikkan Harga BBM 2022

Eva menyatakan, foto ancaman bunuh Ahok oleh kelompok radikal Timur Tengah, yang beredar di media sosial, menunjukkan demokrasi Indonesia dalam ancaman.

"Demokrasi Indonesia jelas dalam ancaman, masak Pilkada DKI aja ditunggangi. Pernyataan Ahok yang dipelintir Buni Yani faktanya jadi bibit perpecahan, kita tahu level bahayanya kelompok radikal di Indonesia," kata Eva saat dihubungi, Rabu 2 November 2016.

Hasto dan Ahok Sampaikan Pesan Megawati untuk Politisi Muda

Eva mengaku sedih dan risau dengan ancaman tersebut. Menurut, Eva kelompok radikal yang mengunduh foto ancaman pada Ahok adalah kelompok radikal pro Arab Saudi, Jaish al Fath.

“Jangan lagi anggap remeh jihadis non ISIS di Indonesia, ini fakta. Pejuang Indonesia pro Saudi yang bergabung oposisi Suriah sudah kembali sekitar 50-an orang," ujarnya menambahkan.

Ruko Milik Ahok di Medan Terbakar, Tiga Orang Alami Luka Bakar

Eva meminta pemerintah serius menangani dan mengawasi berbagai kelompok radikal yang kemungkinan mempunyai jaringan di Indonesia. "Mereka punya jaringan di dalam negeri dengan kemampuan merusak yang sama dengan ISIS," katanya.

Sebelumnya Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono, mengatakan menurut informasi yang diterima dari intelijen, foto ancaman itu dibuat di lokasi yang jauh letaknya dari Jakarta, tapi Kepolisian tetap dalam posisi waspada.

"Itu laporan dari intelijen berarti kita harus waspada. Kami juga monitor itu terkait media sosial, tapi TKP di Suriah," kata Awi di Markas Polda Metro Jaya, Rabu, 2 November 2016.

Seperti diketahui, ancaman terhadap Ahok beredar di dunia maya melalui dua foto berbeda. Dalam foto pertama, terekam seseorang berpakaian seragam militer dan di sampingnya terdapat sebuah peti kayu, peluru, granat dan senjata laras panjang.

Di peti kayu pada foto itu ditempel kertas bertuliskan 'peti mati untuk Ahok', juga terpampang beberapa lembar kertas lain dengan kalimat-kalimat ancaman, 'Tangkap Ahok sebelum 4 November' #Jaisy Al-Fath'.

Sedangkan dalam foto kedua, terdapat lima orang di mana salah satunya memegang kertas yang bertuliskan, 'Hukum Ahok atau Peluru Kami yang Menghukum' #Jaisy Al-Fath'. 

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya