PNS dan Pelajar di Purwakarta Wajib Pakai Sarung dan Peci

Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Sumber :

VIVA.co.id – Ratusan santri dari sejumlah pondok pesantren dan madrasah di Purwakarta, Jawa Barat, menghadiri perayaan hari Santri nasional, yang dipusatkan di Taman Pasanggrahan Padjajaran, Alun-alun Purwakarta, pada Sabtu, 22 Oktober 2016.

15.000 Santri Tangerang Kibarkan Bendera Palestina Serukan Perlindungan

Sejumlah tokoh ulama dan Ketua Majelis Ulama Purwakarta, turut hadir, tidak terkecuali Bupati Dedi Mulyadi.

Dalam sambutannya, Dedi menyampaikan kebijakan baru yang akan diterapkannya di Purwakarta, yaitu setiap pelajar dan pegawai negeri sipil (PNS) laki-laki di lingkungan pemerintah setempat diwajibkan mengenakan kain sarung dan peci. 

UIN Bandung Gelar Malam Puncak Hari Santri 2023: Bukti Jihad Santri, Jayakan Negeri

"Jadi, setiap hari Jumat, bagi pelajar dan PNS muslim, harus menggunakan sarung. Selain sarung, juga harus menggunakan peci," kata Dedi.

Penggunaan sarung, menurut Dedi, selain sebagai gerakan kebudayaan lokal, juga memiliki manfaat, terutama untuk kesehatan.

Selepet Anies Pakai Sarung Sampai Kesakitan, Cak Imin: Mumpung Belum jadi Presiden

"Dari kesehatan, sarung itu kan longgar, sehingga aliran darah lancar. Secara medis, kalau aliran darah baik, kita akan terhindar dari berbagai penyakit, termasuk gangguan reproduksi. Nah, untuk peci bisa juga menggunakan iket," ujar Dedi.

Dedi menyampaikan bahwa sarung juga menjadi simbol persatuan bangsa. Sarung telah menjadi spirit perlawanan terhadap penjajahan bangsa asing. Menurut dia, menggunakan sarung sama dengan menginternalisasi nilai-nilai nasionalisme.

"Perang melawan kolonialisme dulu itu digerakkan oleh kaum sarungan. Ini luar biasa, nasionalisme mereka tidak perlu dipertanyakan lagi. Mereka menegakkan kedaulatan bangsa Indonesia," ujar Dedi.

Bagi pelajar dan pegawai nonmuslim, Pemerintah Kabupaten Purwakarta mempersilakan mereka mengenakan sarung khas Indonesia, atau pakaian yang melambangkan nilai spiritualitas agamanya masing-masing.

Pemberlakuan kebijakan menggunakan kain sarung setiap Jumat itu juga berbarengan dengan penerapan kebijakan belajar baca tulis Alquran, qiraah, dan kitab kuning dan kitab lain sesuai ajaran agama yang dianut pelajar Purwakarta per 1 Desember 2016.

"Ini diharapkan, sehingga suasana santri itu tidak hanya terasa di lingkungan pesantren, tetapi di sekolah dan di perkantoran," jelas Dedi.

Dia juga tidak lupa menyampaikan selamat Hari Santri bagi santri se-Indonesia. "Selamat hari santri, santri mengaji, santri yang mampu menjaga dan mempertahankan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dengan budi pekerti," katanya.

Laporan Jay Bramena

(asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya