Dua Tahun Jokowi-JK, Pembangunan Manusia Diklaim Meningkat

Elia Sinay, murid sekolah dasar di Manokwari penerima KIP.
Sumber :
  • agus Triharyanto

VIVA.co.id - Tim Kantor Staf Presiden mengklaim kualitas pembangunan manusia meningkat selama dua tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Peningkatan tersebut diukur dari tiga hal, yakni kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak.

Mengembangkan Potensi Guru Melalui Platform Merdeka Mengajar

Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia ditunjukkan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), terus meningkat. Mereka mencatat, IPM Indonesia pada 2014 berjumlah 68,8, sedangkan pada 2015, 69,55.

Rinciannya adalah, pertama, indeks kesehatan pada 2014 mencapai angka 77,3. Kemudian 2015, 78,12. Kedua, indeks pendidikan pada 2014 sebesar 60,18, dan 2015 sebesar 61. Ketiga indeks hidup layak, 2014, 69,84, dan 2015, 70,59.

Pendidikan Inklusif: Menakar Pembaharuan Sistem Pendidikan di Indonesia

"Pertumbuhan IPM yang tinggi pada tahun 2015 didorong oleh pendidikan yang mencerdaskan, berbudaya, dan produktif serta peningkatan kesehatan keluarga Indonesia," tulis tim tersebut.

Pembangunan juga meliputi bidang pendidikan. Pada sektor ini, tim menyatakan bahwa pemerintah berupaya mengurangi kesenjangan pendidikan dengan pemberian beasiswa, pembangunan/rehabilitasi sekolah, dan distribusi Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Merdeka Belajar dan Keterbaikan Masa Depan Bangsa

Selama dua tahun ini, mereka mengklaim sudah memperbaiki 11.6333 ruang belajar, mendistribusikan KIP sebanyak 17.927.308, membangun unit sekolah baru, SD, SMP, SMA/SMK, SLB sebanyak 726, dan membangun ruang kelas baru sebanyak 14.223.

Sementara itu, kesenjangan pendidikan di wilayah 3T (Terluar, Terdepan, dan Tertinggal) diatasi dengan membangun 114 Sekolah Garis Depan (SGD) dan mengirimkan 7.000 Guru Garis Depan (GGD).

Tim menjelaskan, SGD dan GGD adalah perwujudan Nawacita ke-3 dengan pembangunan sekolah dan penyediaan guru di daerah 3T.

"Pada tahun 2016, sebanyak 114 SGD dan 7.000 GGD tersebar di 31 provinsi di Indonesia, peningkatan 10 kali lipat dari 797 GGD di tahun 2015.” (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya