Bali Alokasikan Rp45 Miliar Perbaiki Jembatan Ambruk

Jembatan roboh di Pulau Nusa Ceningan, Klungkung, Bali.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Made Wiryawan

VIVA.co.id – Pemerintah Provinsi Bali mengalokasikan anggaran Rp45 miliar untuk perbaikan Jembatan Kuning di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali. Jembatan yang menghubungkan Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan itu ambruk pada Minggu petang, 16 Oktober 2016. Delapan orang meninggal dunia dan puluhan warga luka-luka dalam peristiwa itu.

Ditabrak Kapal Kargo, Jembatan Baltimore Amerika Serikat  Ambruk

Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta, mengatakan Pemprov Bali telah mengalokasikan anggaran melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk peremajaan jembatan yang sudah tidak layak tersebut.

"Memang jembatan itu tanggung jawab kabupaten (Klungkung). Tapi tahun 2015 sesungguhnya ada alokasi dana Rp15 miliar. Tetapi ketika itu tidak berani dikerjakan, karena waktu yang mepet," kata Sudikerta di Denpasar, Bali, Selasa, 18 Oktober 2016.

Banjir Besar di Kerinci, Jembatan Temiai Amblas hingga Makan Korban Jiwa

Dengan adanya musibah tersebut, Sudikerta menegaskan Pemprov Bali kembali mengalokasikan anggaran untuk pembangunan jembatan penghubung kedua pulau terpisah dari Bali itu sebesar Rp45 miliar. "Kalau masih kurang, tahun depan kami anggarkan lagi," tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Sudikerta juga menyatakan belasungkawa yang mendalam atas ambruknya jembatan ini. Ia berjanji akan meninjau langsung kondisi jembatan tersebut sekaligus menemui masyarakat yang menjadi korban. "Santunan pasti ada. Nanti biar diproses sesuai mekanisme yang ada," ujar Sudikerta.

Jembatan Gantung Ambruk saat Lomba 17-an, Puluhan Warga Berjatuhan ke Sungai

Secara terpisah, Perbekel (Lurah) Lembongan Gede Arjaya, memastikan korban seluruhnya berjumlah 42 orang luka-luka dan 8 orang meninggal dunia. Sedangkan 17 sepeda motor tercebur laut saat peristiwa terjadi.

Sementara itu, Bendesa Adat Lembongan Made Sukadana bahwa kejadian tersebut merupakan musibah dan akan dicarikan hari baik untuk menggelar upakara (ritual) terkait musibah tersebut.

Sukadana mengaku belum dapat memastikan apakah korban yang meninggal dunia akan langsung dikubur atau dikremasi. Ia menegaskan, keputusan itu tergantung dari keputusan masing-masing keluarga yang ditinggalkan. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya