Apa Kabar Kasus Kematian Dua Anak Broji?

Kak Seto dan Idris Broji, ayah dari AT dan AD yang ditemukan tewas tidak wajar di Desa Suradi Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sudah lima bulan kasus kematian ini tak menemukan titik terang, Kamis (13/10/2016)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aji YK

VIVA.co.id – Kematian dua orang anak kandung Idris Broji (48), warga Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan, menarik perhatian aktivis perlindungan anak, Seto Mulyadi.

Polisi Periksa 21 Saksi Terkait Kasus TPPU yang Jerat Ahli Nuklir UGM

Pria yang akrab disapa Kak Seto ini berjanji akan meminta bantuan Mabes Polri untuk ikut membantu penyelidikan kematian dua anak kesayangan Broji yang telah terjadi lima bulan lalu itu.

"Kita minta pihak Mabes untuk backup soal pengawasan kasus pembunuhan anak Broji," kata Kak Seto di Polda Sumatera Selatan, Kamis, 13 Oktober 2016.

Ahli Ungkap 7 Tanda Sekarat hingga Sebabkan Kematian, Apa Saja?

Dua anak kandung Idris Broji, AT (11) dan AD (8) pada Mei lalu ditemukan tewas di sebuah aliran sungai di Desa Suradi Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir. 

Saat itu, Broji mencurigai ada hal yang tak wajar dari kematian anaknya. Ia melihat ada luka memar dan bekas kekerasan di kelamin milik anak perempuannya yang bernama AT.

Kematiannya Dianggap Tak Wajar, Makam Seorang Pria di Garut Dibongkar

Broji pun melaporka ke kepolisian. Namun oleh polisi, ia dimintai biaya autopsi hingga Rp25 juta. Broji yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang cuci mobil kebingungan.

Ia pun memohon diberi keringanan. Hingga akhirnya disepakati biaya autopsi Rp15 juta. Broji pun nekat menggadaikan rumahnya dan meminjam uang ke rentenir demi mendapatkan kepastian penyebab kematian anaknya.

Namun nahas, uang yang telah disetor tetap tak memberikan hasil. Kepolisian tidak melakukan apa-apa dan kasus itu pun tidak berjalan hingga empat bulan. (Baca: Perjuangan Idris Pinjam ke Rentenir untuk Biaya Autopsi Anak)

Broji pun nekat ke Polda Sumatera Selatan untuk mencari keadilan. Dan barulah kemudian kepolisian di tempat Broji bergerak. Namun demikian, hingga kini belum ada satu pun yang menjadi tersangka.

Menurut Kak Seto, dari informasi yang didapatkannya, hasil autopsi terhadap AT dan AD ternyata baru akan dikeluarkan pada 20 Oktober 2016. Ia berharap dengan itu akan bisa menjadi langkah maju untuk penyelidikan kematian dua anak Broji.

"Di sana nanti akan jadi bahan oleh penyidik. Kita masih tetap kawal kasus ini sampai selesai," kata Kak Seto.

Kecurigaan Broji

Sementara itu, Idris Broji yang ikut bersama Kak Seto, mengaku sangat berharap agar kematian anaknya segera terungkap.

Ia telah mencurigai ada penyebab tak wajar dari tewasnya dua anaknya. Ia juga mengaku jika sempat melaporkan kecurigaan terhadap tetangganya. Sebab, sebelum kematian dua anaknya, keluarga sempat terlibat cekcok dengan tetangganya.

"Dari ribut dengan tetangga, keluarga saya selalu diusili. Itu pun sudah saya laporkan, sebelum kejadian anak saya terbunuh seperti ini," kata Idris.

Selain itu, kedua anak Broji juga beberapa kali dituduh mencuri ayam oleh tetangganya itu. Namun, tuduhan itu tak pernah terbukti. "Semuanya sudah saya sampaikan kepada penyidik, tapi sampai sekarang belum ada titik jelas juga," ujarnya.

Sementara itu, Kasubdit IV Renakta Direskrimum Polda Sumsel AKBP Faisol Majid menerangkan pihaknya sampai sekarang sedang dalam pengembangan dari hasil gelar prarekontruksi.

"Kami juga menunggu hasil autopsi. Nanti di sana bisa jelas penyebab kematiannya karena apa. Polda Sumsel juga backup kasus ini," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya