- Antara/ Rudi Mulya
VIVA.co.id – Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika mencatat ada aktivitas gempa bumi tektonik di wilayah Papua Barat, Rabu, 12 Oktober 2016.
Secara beruntun gempa ini terjadi di Kota Sorong dan Teluk Bintuni. Masing-masing dengan waktu berbeda. Di Sorong terjadi pada pukul 01.46 dengan kekuatan 4,2 skala richter dan di Teluk Bintuni pada pukul 06.29 waktu setempat dengan kekuatan 5,4 skala richter.
Mengutip laporan BMKG, gempa di Sorong terjadi di kedalaman 5 kilometer sementara untuk Teluk Bintuni terjadi pada kedalaman 10 kilometer.
"Di beberapa daerah guncangan gempa dilaporkan dirasa oleh banyak orang. Di Teluk Bintuni menciptakan kepanikan warga untuk menyelamatkan diri," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami BMKG dalam siaran persnya.
Di Sorong gempa dirasakan terjadi di daerah Kalawas, Papermaranda, Melih, Selebar dan Makbon. Sementara untuk gempa di Teluk Bintuni dirasakan di wilayah Bisaisona, Sinyori, Mangkoi, Randepandai, Mondan dan Robobusai.
#Gempa Dirasakan Mag:4.2 SR, 12-Okt-2016 01:46:05 WIB (Pusat gempa di Laut, 12 km TimurLaut Sorong), Kedlmn:5 Km #BMKG
— BMKG (@infoBMKG) October 11, 2016
Gempa Mag:5.4 SR,12-Oct-16 06:29:08 WIB,Kedlmn 10 Km,(70 km Tenggara TELUKBINTUNI-PAPUABRT )#BMKG
— BMKG (@infoBMKG) October 11, 2016
DUA GEMPA GUNCANG SORONG DAN TELUK BINTUNI PAPUA BARAT, TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI
— BMKG (@infoBMKG) October 12, 2016
Hari Rabu, 12 (cont) https://t.co/gPFnJbiIJd
"Kepada masyarakat pesisir Sorong dan Teluk Bintuni dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpancing isu karena kedua gempa ini tidak berpotensi tsunami," kata Daryono
Menurut Daryono, ditinjau dari kedalaman hiposenternya, kedua gempa bumi ini merupakan gempa bumi dangkal yang dipicu aktivitas sesar aktif. Gempa bumi Sorong memiliki episenter di jalur Sesar Sorong. Sesar ini merupakan retakan besar dalam kerak Bumi yang bergeser ke arah barat melintasi laut Maluku ke arah Sulawesi dan hingga kini masih sangat aktif membangkitkan gempa dangkal.