Puluhan Orang di Bali Jadi Korban Dimas Kanjeng

Taat Pribadi, Pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo Jawa Timur. Lelaki ini mengaku dirinya bisa menggandakan uang dan kini menjadi tersangka penipuan dan pembunuhan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Istimewa

VIVA.co.id – Puluhan warga di Kabupaten Jembrana, Bali, menjadi korban Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Kapolres Jembrana, Ajun Komisaris Besar Djoni Widodo, mengatakan pihaknya telah menyebar intelijen ke desa-desa untuk mendata jumlah pastinya.

Kasasi Ditolak, Dimas Kanjeng Tetap Divonis 18 Tahun Penjara

"Kami sudah sebar anggota intel untuk turun ke desa-desa melakukan pendataan. Sementara dari pendataan jumlah korban mencapai puluhan," kata Djoni Widodo di Jembrana, Selasa, 4 Oktober 2016.

Djoni menduga korban terbanyak ada di Kecamatan Negara yakni 7 orang di Desa Pengambengan dan 50 orang di Kelurahan Loloan Timur dan Loloan Barat.

Kasus Dimas Kanjeng Belum Usai, Ada Uang Dolar Zimbabwe

Djoni mengaku telah menemui sendiri para korban. Hanya saja, ia belum bisa menyebut jumlah pastinya, termasuk jumlah kerugian material lantaran masih dilakukan pendataan.

Kata Djoni, anggotanya di lapangan sudah berhasil menemui beberapa korban, tapi mereka tidak mau mengungkapkan berapa kerugian materinya.

Usai Vonis, 6 Perkara Lain Bakal Jerat Dimas Kanjeng

"Mungkin mereka malu. Ada yang mengaku tertipu Rp100 juta, ada yang mengaku Rp5 juta. Besok saya akan kumpulkan para Kanit Intel masing-masing Polsek agar lebih maksimal melakukan pendataan ke desa-desa, sehingga bisa diketahui pasti jumlah korban Dimas Pribadi di Jembrana," kata Djoni.

Taat Pribadi atau Dimas Kanjeng dan padepokannya jadi buah bibir setelah dia ditangkap oleh petugas gabungan Polres Probolinggo dan Polda Jatim di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada Kamis, 22 September 2016.

Taat disangka mengotaki pembunuhan dua anak buahnya, Ismail Hidayat dan Abdul Gani. Selain itu, Dimas juga ditetapkan sebagai tersangka penipuan bermodus penggandaan uang.

Diduga, korbannya puluhan ribu orang dengan total kerugian sekira ratusan miliar, bahkan bisa triliunan rupiah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya