- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA.co.id – Pimpinan padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi mengaku memiliki tiga orang guru yang telah menurunkan ilmu untuk menggandakan uang. Tersanga kasus pembunuhan dan penipuan ini, juga menyebut guru spiritual itu telah memberikannya arahan agar dia bisa menerapkan ilmunya secara optimal.
Salah satu arahan wajib yang mesti dia lakukan adalah, meminta semua pihak yang menitipkan uang untuk meneken surat pernyataan. Pada surat itu, mereka harus menuliskan rencana mereka saat uang tersebut cair. Perintah ini, dia sampaikan pada semua sultan koordinator yang telah dia tunjuk.
"Itu (bikin surat pernyataan) sesuai perintah guru saya (Abah Dhofir)," jelas tersangka pembunuhan dan penipuan ini, dalam wawancara ekslusif di tvOne, Senin, 3 Oktober 2016.
Di ruang berdinding putih ini, Taat Pribadi juga menjelaskan bahwa dia memiliki tiga orang guru yang menjadi sumber ilmu pengganda uang ini. Dia menegaskan, semua guru itu merupakan tokoh nyata, dan bukan fiktif atau rekaan. "Abah Elyias, Abah Dhofir, Abah Balokan, tiga ini saya lakukan," tuturnya.
Di antara ketiga guru itu, dia menyebut Abah Dhofir tinggal di daerah Tomang, Jakarta Barat. Namun, saat ditanyakan domisili Abah Dhofir ini, Taat mengatakan, "Ini hp saya kan hilang kemarin."
Sebelumnya Taat ditangkap petugas gabungan Polres Probolinggo dan Polda Jawa Timur di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis, 22 September 2016.
Dia diduga menjadi inisiator pembunuhan terhadap dua pengikutnya yang bernama Ismail Hidayah dan Abdul Gani. Keduanya merupakan anak buah yang diberi tugas mengepulkan uang, dari praktik penggandaan uang yang dilakoni Taat di padepokannya.