Dimas Kanjeng Disambut bagai Raja Tiap ke Makassar

Taat Pribadi, Pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo Jawa Timur. Lelaki ini mengaku dirinya bisa menggandakan uang dan kini menjadi tersangka penipuan dan pembunuhan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Istimewa

VIVA.co.id - Taat Pribadi alias Dimas Kanjeng, pemimpin Padepokan Dimas Kanjeng, disebut telah dua kali mendatangi padepokannya di Jalan Bonto Bila, Kelurahan Batua, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Menteri PPPA: Pemkab Wajo Contoh Keberhasilan Tekan Angka Perkawinan Anak

Tiap berkunjung ke Makassar, Dimas Kanjeng disambut pengikutnya dengan karpet merah dari ujung gang hingga rumah semi permanen berwarna cokelat tua itu. Bak seorang raja.

"Kami juga di sini tidak tahu siapa itu (Dimas Kanjeng) kalau datang seperti raja. Mengenakan pakaian seperti pengantin di Jawa, dipayungi dan tidak injak tanah karena ada karpet merah sampai rumah itu," kata Hasan (52 tahun), seorang warga setempat, kepada VIVA.co.id pada Senin, 3 Oktober 2016.

Viral Guru SD Pakai Cadar Ditangkap Karena Menyusup ke Jemaah Perempuan di Masjid Makassar

Hasan menceritakan, rumah itu ramai dikunjungi para pengikut Dimas Kanjeng sejak 2013. Mereka berkegiatan di rumah itu dua kali tiap pekan.

Ia menyebut warga yang datang ke rumah itu saat ada kegiatan mencapai 300 orang. Pengajiannya dimulai habis isya hingga tengah malam. Saat pengajian berlangsung, pintu rumah dan semua jendela tertutup rapat.

Menang Telak, Prabowo-Gibran Unggul 1 Juta Suara dari AMIN di Sulsel

"Pegajiannya setiap malam Senin dan malam Jumat, tapi tertutup. Yang kami dengar mereka seperti zikir. Warga di sini tidak ada yang ikut di situ," kata Hasan.

Bahkan, kata Hasan, awalnya warga sempat protes karena tempat kendaraan-kendaraan jemaah Dimas Kanjeng yang diparkir di kawasan itu menghalangi warga yang ingin keluar-masuk gang.

"Namun itu tidak berlangsung lama, langsung dikomunikasikan dengan Pak RT, akhirnya anak-anak muda di sini mengatur parkir mereka," katanya.

Rumah itu mulai sepi pengunjung sejak setahun terakhir. Apalagi saat Tata ditangkap polisi, rumah itu kosong sama sekali. “Sejak ramai di televisi, tidak pernah lagi ada orang yang datang kecuali wartawan, Polisi, dan TNI," katanya.

Komadan Rayon Militer 10 Panakkukang Manggala, Mayor Infanteri Rahmat Agus Hidayat, mengaku telah memantau rumah itu sejak tiga tahun terakhir. Pemantauan dilakukan karena banyaknya kunjungan warga ke rumah itu. Dia menyebut hingga kini tidak ada laporan yang merugikan masyarakat terkait aktivitas pengajian di rumah itu.

"Selama ini kami selalu berkoordinasi dengan ketua RT/RW, Bibinsa, dan Binmas tapi selama pengajian itu tidak ada masalah. Mereka juga tidak meresahkan warga sekitar, tapi tetap kami pantau," katanya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya