Program TV Swasta Jadi Bobot Terbesar Penilaian KPI

Komisioner KPI periode 2016-2019
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id – Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia, Agung Suprio, menjelaskan indikator yang digunakan lembaganya untuk memberikan penilaian terhadap 10 Lembaga Penyiaran Swasta terkait perpanjangan izin siaran.

KPI Mata-matai Netflix dan YouTube, Bekraf: Edukasi Orangtuanya Juga

"Dari semua aspek program, sistem stasiun jaringan, sumber daya manusia, dan administrasi, mereka (LPS) dapat nilai. Paling rendah RCTI, paling tinggi Indosiar," kata Agung dalam rapat bersama Komisi I, di Gedung DPR, Jakarta, Senin, 3 Oktober 2016.

Penilaian ini dilakukan berdasarkan bobot, meliputi penilaian program dengan bobot 50 persen, sistem stasiun jaringan 20 persen, sumber daya manusia 20 persen, dan administrasi 10 persen. Nilai sempurna yang diberikan dalam penilaian ini adalah 300. 

Kualitas Berita TV Lokal Masih di Bawah Standar KPI

Tapi berdasarkan penilaian KPI, tak ada yang mendapatkan nilai itu. Paling tinggi 226 dan terendah 190. "Tapi masih dapat direkomendasikan (perpanjangan izin). Kita evaluasi, kita beri catatan," kata Agung.

Menanggapi hal ini, Anggota Komisi I DPR, Arief Suditomo, mempertanyakan penilaian KPI pada 10 LPS. Dia mencermati ada perubahan penilaian dari yang diberikan KPI pada pertemuan sebelumnya, dengan pertemuan hari ini.

Multi Mux Tak Salahi UUD 1945

"Ada perbedaan. Ada LPS yang masuk ke angka 190. RCTI skor 202 pada minggu lalu. Minggu ini 190. SCTV peringkat paling atas. Pada hari ini cuma 220. Jadi ada apa ini?" Kata Arief pada kesempatan yang sama.

Menjawab hal ini, Agung mengatakan penilaian KPI pada pertemuan sebelumnya dibuat hanya dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Adapun penilaian yang dipaparkan hari ini mencakup 2005 hingga Mei 2016.

"Tapi tak mengubah status lulus atau tak lulusnya," kata Agung.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya