Warga Terdampak Banjir Bandang Garut Siap Direlokasi

RSUD Dr Slamet Garut Belum Beroperasi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA.co.id – Warga terdampak bencana banjir bandang di Garut, Jawa Barat, telah setuju direlokasi. Untuk itu, Badan Nasional Penangglangan Bencana (BNPB) menurunkan tim guna menghitung kerugian dan kerusakan akibat bencana ini, untuk penyusunan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi pascabanjir.

Suara Bergemuruh! Warga Ungkap Detik-detik 'Galodo' Terjang Permukiman di Lereng Gunung Marapi

"BNPB dan BPBD agar pada saat terjadi bencana, kegiatan evaluasi tentang pencegahan dan mitigasi, tanggap darurat, dan persiapan rehabilitasi dan rekonstruksi dilakukan secara serempak. Tidak dilakukan secara seri," ujar Kepala BNPB, Willem Rampangilei melalui keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Senin, 26 September 2016.

Berdasarkan catatan BNPB, selama masa penanggulangan bencana ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah memobilisasi 2 ribu unit bronjong untuk memperbaiki tanggul jebol. Selain itu memeriksa struktur bangunan beberapa jembatan. Kemudian mengerahkan 7 mobil tangki air dan 17 hidran umum untuk sanitasi.

Lumpuh 4 Jam Akibat Banjir Lahar Dingin, Jalan Padang-Bukittinggi Kembali Bisa Dilalui

Kementerian Sosial telah menyerahkan 4.520 kilogram ikan mackerel. Di dapur umum Dinas Sosial masih memasak 1.750 bungkus makanan siap saji setiap hari. Sedangkan dapur umum di Korem, memasak dua ribu bungkus setiap hari.

Sementara Palang Merah Indonesia membantu dengan mengerahkan 6 unit mobil tangki air, menyediakan stok darah, dan mendatangkan 10 dokter untuk melayani kesehatan. 

Lebih dari 13.000 Orang Dievakuasi di Kazakhstan karena Banjir

Dinas Pendidikan Kab Garut pun berusaha agar proses belajar mengajar dapat dimulai, serta memberikan trauma healing. Bantuan dari Lembaga Swadaya Masyarakat, dunia usaha, dan masyarakat juga masih berdatangan. 

Saat ini, tim SAR gabungan masih terus mencari 20 korban hilang. Penyisiran dilakukan baik dari darat maupun dari sungai, baik di kawasan Bojonglarang, Cimacan, Lapangan Paris, Waduk Jatigede dan Kampung Cusurat Kecamatan Wado, hingga ke Sumedang. 

"Kendala pencarian korban adalah luasnya wilayah terdampak banjir bandang. Selain itu, Tim SAR harus mencari korban yang tertimbun bekas bangunan dan lumpur. Tidak semua lokasi dapat dijangkau alat berat sehingga pencarian dengan manual," ujar Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.

Sementara di sungai, kondisi aliran Sungai Cimanuk keruh karena sedimentasi tinggi. Tim SAR juga menyusuri sungai hingga Waduk Jatigede di Sumedang. Cuaca juga kurang bersahabat karena hujan sering turun.

Saat ini 5 alat berat dan 8 anjing pelacak dari Polda Jawa Barat sudah dikerahkan, dan akses menuju lokasi terdampak juga sempit. 

Hingga Minggu sore, 25 September 2016, tercatat 33 orang korban tewas, 20 hilang, 35 orang luka-luka dan 6.361 orang mengungsi. Pendataan sementara terdapat 2.049 rumah rusak yang meliputi 283 rumah hanyut, 605 rumah rusak berat, 200 rumah rusak sedang dan 961 rumah rusak ringan.

(mus)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya