Butuh Ribuan Polisi untuk Menangkap Pemimpin Padepokan Ini

Kanjeng Dimas (kaus biru) dan anak buahnya, Syafii, setiba di Markas Polda Jatim, Surabaya, pada Kamis, 22 September 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id - Ribuan polisi mengepung sebuah rumah di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada Kamis, 22 September 2016. Mereka berjaga untuk menangkap terduga pembunuhan bernama Kanjeng Dimas Taat Pribadi.

Dukun Gadungan di Langkat Ditangkap, Mengaku Bisa Gandakan Uang hingga Rp 1 Miliar

Penangkapan Kanjeng Dimas dilakukan secara ekstra karena dia diketahui sebagai pemimpin padepokan dan dikenal memiliki keahlian menggandakan uang. Polisi berjaga untuk menghalau anak buah tersangka yang coba menghalangi proses penangkapan.

Bukan hanya dari Kepolisian Resor (Polres) setempat, penangkapan juga didukung tiga kompi pasukan Brigade Mobile (Brimob) bersenjata lengkap dari Kepolisian Daerah (Polda) Jatim. Mobil Baracuda juga disiagakan pada penangkapan Kanjeng Dimas.

Pasangan Suami Istri di Garut Tipu Warga dengan Modus Penggandaan Uang

Informasi diperoleh menyebutkan, sebelum tersangka berhasil dibawa, petugas menangkap sejumlah pengikut Kanjeng Dimas. Polisi juga mengepung rumah terduga berbadan subur itu. Dia baru bisa diringkus sekira pukul 07.00 WIB.

Dikawal dua mobil baracuda. Kanjeng Dimas lalu dibawa ke Markas Polda Jatim dari Kabupaten Probolinggo dan tiba di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum sekira pukul 09.30 WIB. 

Kepala Labfor: Korban Dukun Mbah Slamet Telan Sianida, Meninggal dalam Waktu 5 Menit

Bersama dia, diciduk pula Syafii, anak buah Kanjeng Dimas. Keduanya lalu ditahan untuk memudahkan proses penyidikan. "Penjemputan paksa dilakukan tadi pagi sekitar pukul tujuh," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi RP Argo Yuwono, dihubungi VIVA.co.id.

Kanjeng Dimas ditangkap berdasarkan laporan dugaan pembunuhan pada 6 Juli 2016. Dia disangka terlibat pada kasus pembunuhan berencana dengan korban bernama Abdul Gani dan Ismail. Keduanya adalah anak buah Kanjeng Dimas.

Diduga, kedua korban dibunuh setelah dicurigai akan membongkar rahasia padepokan Kanjeng Dimas tentang penggandaan uang. Polisi menemukan petunjuk bahwa Kanjeng Dimas memerintahkan anak buahnya, WHY, untuk menghabisi nyawa korban.

Kanjeng Dimas belum memberikan komentar kepada wartawan tentang kasus yang membelitnya. Memakai kaus biru, ia langsung dibawa petugas masuk ke ruang Ditreskrimum setiba di Polda Jatim. Anak buahnya juga belum bisa dimintai keterangan.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya