Kapolri: Cara Lembut Tak Mempan, Teroris Kami Kejar

Petugas kepolisian menunjukkan foto 10 orang anggota kelompok Santoso di Poso yang tertembak oleh Satgas Operasi Tinombala 2016 di Mapolda Sulawesi Tengah, Palu, Kamis (30/6).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Basri Marzuki

VIVA.co.id – Kapolri Jenderal Tito Karnavian meyakini kekuatan kelompok bersenjata, Mujahidin Indonesia Timur, di Poso Sulawesi Tengah semakin melemah. Ia berharap seluruh anggota pimpinan Santoso alias Abu Wardah itu menyerahkan diri.

Ahmad Panjang Teroris MIT Poso Tewas Tanpa Kontak Tembak

Namun, jika memang permintaan itu tak digubris, Tito memastikan akan melakukan pengejaran terhadap kelompok Santoso yang tersisa dan bertahan di hutan Poso.

"Kalau cara soft tidak mempan, kita akan melakukan pengejaran sampai tertangkap semua," kata Tito di Nusa Dua Bali, Jumat, 15 September 2016.

Satgas Madago Raya Tak Kendor dalam Perburuan Sisa Pengikut Ali Kalora

Menurut Tito, usai tertangkapnya Basri alias Bagong, yang disebut-sebut sebagai pemegang tampuk pemimpin Mujahidin Indonesia Timur sepeninggal Santoso, yang tewas dalam kontak senjata, jumlah personel kelompok itu hanya menyisakan belasan orang.

"Masih ada 12 sampai 13 orang," katanya.

Perburuan Sisa Kelompok MIT Poso Pengikut Ali Kalora Diperpanjang Lagi

Tito tak menampik jika penyerahan diri mungkin akan menjadi kendala bagi kelompok Santoso. Sebab dalam pemahaman mereka, menyerahkan diri sama diartikan dengan tindakan haram.

Namun demikian, Tito tetap mengimbau agar kelompok Santoso tersisa dapat menyerahkan diri ke kepolisian.

"Kami tetap mengimbau kepada mereka untuk turun gunung. Saya tahu, bahasanya tidak mau menyerahkan diri kepada musuh karena dalam ideologi mereka itu dianggap haram. Kita ini dianggap musuh," katanya.

"Jadi, silakan turun gunung demi kemaslahatan umat yang ada di Poso dan kemudian supaya ada ketenangan di sana. Kita berjanji akan memperlakukan mereka dengan baik." tuturnya.

Kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur pimpinan almarhum Santoso alias Abu Wardah merupakan salah satu buronan paling dicari militer Indonesia. Termasuk Amerika Serikat yang sudah memasukkan nama Santoso sebagai teroris global.

Kelompok ini telah bercokol di Poso sejak tahun 2011 dan mengklaim telah menasbihkan diri dalam jaringan kelompok Islam radikal di Suriah atau ISIS. Sejumlah aksi pembunuhan warga di Poso banyak dikaitkan dengan kelompok ini.

Juli lalu, Santoso alias Abu Wardah berhasil ditembak mati dalam sebuah penyergapan. Istrinya Umi Delima juga tertangkap dan kini telah diamankan.

Pada Rabu, 14 September 2016, seorang petinggi Mujahidin Indonesia Timur, Basri alias Bagong ikut tertangkap bersama istrinya. Diduga kini masih ada seorang lagi yang menjadi pucuk pimpinan Mujahidin Indonesia Timur yakni Ali Kalora yang masih bertahan di hutan Poso.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya