Selain Laser Hijau, Benda Ini Ancam Keselamatan Penerbangan

Ilustrasi pilot.
Sumber :
  • Pixabay/Zorgist

VIVA.co.id – Masalah sinar laser hijau yang diperjualbelikan bebas dan mengganggu penerbangan menjadi isu beberapa waktu belakangan. Menurut Ketua Umum Ikatan Pilot Indonesia Capt. Bambang Adisurya, sinar laser hijau tersebut bisa membahayakan keselamatan penerbangan.

Pilot Lempar Kendali ke Kopilot untuk Bantu Persalinan Ibu di Udara, Netizen: Keren!

"Sangat mengganggu (sinar laser hijau). Kalau kita, pesawat mau landing, dikasih sorotan sinar laser, runway tidak kelihatan," katanya saat dijumpai VIVA.co.id dalam acara press screening film Sully di Gandaria City, Jakarta Selatan.

Technical director, Capt. Aditya Barlianto, menceritakan pengalamannya terkena tembakan sinar laser itu beberapa hari lalu.

KNKT Beberkan Kronologi Pilot dan Co-Pilot Batik Air yang Tertidur saat Terbangkan Pesawat

"Saya pengalaman tiga hari lalu dari Jeddah ke Halim, itu diikuti sama laser, makanya saya sempat matiin lampu biar tidak kelihatan, kalau tidak seperti itu, kayak ngikutin lasernya," ujarnya.

Kapten Bambang yang telah terbang selama 21 tahun tersebut menambahkan, "Karena kalau sudah terjadi apa-apa kan kita yang mengalami, orang lain di darat bilang harusnya begini begitu, tapi pilot in command atau kapten yang ada di situ mengambil keputusan ikut terlibat. Kalau orang yang di table ngomongnya enak, 'kamu harusnya begini' tapi kan kita yang menjalankan. Benar kata kapten (Sully), 'kalian semua melakukan ini tapi saya yang ada di situ."

Pengemudi Mobil Ini Disebut Punya Skill Nyetir Selevel Pilot

Namun tak hanya sinar laser, banyak benda lain yang juga dianggap mengganggu. Layang-layang, balon udara, drone dianggap membahayakan. Padahal, lingkungan juga seharusnya mendukung keselamatan penerbangan. Layang-layang bahkan jauh lebih membahayakan daripada kawanan burung.

"Layang-layang kalau masuk engine lebih bahaya dari burung tadi (dalam film Sully). Layang-layang kan gedenya serumah, di Bali kalau lagi lomba layang-layang bisa segede rumah," lanjut Bambang.

Sedangkan Capt. Rustam Yunus, yang telah terbang selama 35 tahun dan pernah mengemudikan pesawat tempur ini menjelaskan bagaimana sebuah layang-layang bisa sangat membahayakan penerbangan.

"Kalau masuk engine bisa nutupi kanopi, jadi kalau nutupi kanopi kita sudah blank, apalagi kalau kita lagi critical, seperti take off dan landing, itu yang bahaya layang-layang."

Film Sully ini sendiri buat para pilot senior ini, bisa menjadi pembelajaran yang bagus tentang proses investigasi.

"Bagi wartawan ini juga pelajaran, kalau bisa wartawan semua nonton ini. Jadi kadang-kadang wartawan ngejar harusnya bisa begini dan sebagainya. Nah ini lihat salah satu contoh bagus, kalau ada insiden accident, pilotnya diisolate, diberi ruang khusus untuk dia menenangkan, untuk menjawab sesuatunya butuh prosedur kan," katanya lagi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya