Densus Ambil Alih Penyidikan Teror Bom Gereja di Medan

Polisi berjaga di halaman Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Medan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

VIVA.co.id - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri mengambil alih sepenuhnya proses penyidikan kasus teror bom di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Medan, Sumatera Utara.

5 Perwira Polri Dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa usai Lumpuhkan Gembong Bom Bali Dr Azhari

Hal itu diketahui setelah pertemuan perwakilan Densus 88 dengan Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan untuk membahas proses penyidikan kasus teror bom yang dilakukan remaja berusia 17 tahun berinisial IAH. Proses hukum selanjutnya dilakukan di Mabes Polri.

"Senin kemarin (5 September 2016), ada tiga orang Densus 88 sudah datang ke saya membicarakan kasus teror bom ini," kata Kepala Seksi Pidana Umum Kejari Medan, Taufik, kepada VIVA.co.id pada Kamis, 8 September 2016.

5 Perwira Polisi yang Menangani Kasus Bom Sarinah, Ada yang Berujung Masuk Bui

Kejari Medan tidak akan melakukan penuntutan atau menurunkan tim Jaksa Penuntut Umum untuk memproses IAH dalam kasus itu. “Tapi kita lihat ke depannya proses penyidikan kasus ini oleh Densus 88," ujarnya.

Berdasarkan informasi, tersangka IAH sudah diboyong aparat Densus 88 ke Mabes Polri di Jakarta pada Rabu, 7 September 2016. Selama proses hukum di Mabes Polri, IAH didampingi kedua orang tuanya dan petugas Badan Perlindungan Anak di bawah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara.

Polri Ungkap Peran 10 Terduga Teroris yang Ditangkap di Solo Raya

Berdasarkan informasi dihimpun VIVA.co.id, IAH akan menjalani proses hukum dan penyidikan di Jakarta. Selain itu dia bakal diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Timur. 

Kuasa Hukum IAH, Rizal Sihombing, mengungkapkan bahwa keluarga mengharapkan kliennnya diadili di Pengadilan Negeri Medan. Penyidikan dan pengadilan di Medan akan memudahkan proses persidangan, termasuk Jaksa Penuntut Umum dengan mudah menghadirkan para saksi.

IAH melakukan aksi teror bom di Gereja Stasi Santo Yosep di Medan pada Minggu pagi, 28 Agustus 2016. Ia membawa ransel berisi bom rakitan. Namun bom yang dibawa IAH gagal meledak. Tasnya hanya mengeluarkan percikan api. IAH pun mengeluarkan senjata tajam dan menyerang pastor Albert Pandingan.

Jemaat pun panik. Beberapa di antara mereka berhamburan dan yang lain berupaya menghentikan aksi IAH. IAH berhasil dilumpuhkan lalu diserahkan kepada polisi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya