Aktivis Desak Presiden Buka Investigasi Kematian Munir

Suasana peringatan 12 tahun kematian Munir di TPU Sisir Kota Batu
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lucky Aditya

VIVA.co.id – Memperingati 12 tahun kematian aktivis Hak Asasi Manusia, Munir Said Thalib, sekitar 30 aktivis menggelar doa bersama di makam Munir, Taman Pemakaman Umum Sisir, Kota Batu, Jawa Timur, Rabu, 7 September 2016. 

Jadi Duta Keterbukaan Informasi, Mahfud MD Singgung Kasus Munir

Dalam acara itu, mereka berharap Presiden Joko Widodo membuka hasil investigasi Tim Pencari Fakta, agar kasus kematian Munir dapat dituntaskan.

Henni Rochmawati, Staf Administrasi Omah Munir, mengungkapkan untuk memperingati 12 tahun kematian Munir, para aktivis mengajukan tuntutan ke Seketariat Negara agar mau membuka data hasil investigasi TPF. Sebab, hingga kini misteri kematian Munir belum terkuak.

Istri Munir Akan Desak Kabareskrim Usut Pembunuhan Suaminya

Omah Munir sebagai museum yang mendokumentasikan perjuangan aktivis HAM itu juga menagih janji Presiden untuk menuntaskan semua kasus pelanggaran HAM di Indonesia.

"Di 12 tahun ini kita berharap hasil positif atas kasus ini, data yang tersimpan oleh negara harus dibuka oleh Presiden. Jadi kalau Presiden mau membuka data hasil investigasi TPF, kita bisa membongkar dan mengungkap kematian Munir," kata Henni.

Desmon: Jokowi Ikar Janji Selesaikan Kasus Pembunuhan Munir

Omah Munir mengambil tema 'Pekan Merawat Ingatan' dalam peringatan tahun ini. Aktivis berharap masyarakat selalu mengingat dan tidak lupa dengan kasus kematian Munir.

Selain tabur bunga dan doa bersama di makam Munir, Omah Munir juga menggandeng lembaga di 23 kota untuk mengadakan diskusi dan pemutaran film dokumenter kisah perjuangan Munir. Sementara di Omah Munir, akan ada pemutaran dua film dokumenter berjudul 'Garuda's Deathly Upgrade' dan 'History'. 

"Awalnya hanya 12 kota namun antusiasme terus bertambah hingga menjadi 23 kota. Sebetulnya masih banyak kota-kota lain, tapi karena waktu yang mepet kita hanya di 23 kota. Film ini merefleksikan kita dengan kematian Munir," papar Heni. 

Kemudian pada Kamis, 8 September 2016, rencananya di alun-alun Batu, Omah Munir akan melaksanakan aksi 'Kamisan'. Kegiatan diam diri itu akan dilakukan setiap hari Kamis oleh para pegiat HAM Kota Batu. 

"Aksi Kamisan diam diri akan kita lakukan mulai besok. Agar Presiden Joko Widodo melakukan janjinya untuk menuntaskan kasus kematian Munir dan pelanggaran HAM lainnya di Indonesia," terang Henni.

Munir selama ini dikenal sebagai sosok aktivis yang vokal menentang pelanggaran HAM. Munir meninggal pada 7 September 2004 karena diracun arsenik dalam perjalanan menuju Belanda. Munir ditemukan meninggal dunia di kursi pesawat dua jam sebelum mendarat di Amsterdam, Belanda. 

"Saat ini kasus pelanggaran HAM di Indonesia semakin buram. Omah Munir dan beberapa aktivis dari Kota Batu dan Kota Malang akan rutin menggelar aksi Kamisan, supaya pemerintah serius menuntaskan pengusutan kasus HAM di Indonesia," papar Henni.

Selain itu, Omah Munir juga menerbitkan modul pembelajaran HAM untuk pelajar sebagai media meneruskan perjuangan HAM yang dilakukan Munir. "Modul ini sudah terbit sejak tahun 2015. Saat ini kami sedang melanjutkan pengerjaanya, karena pilot project baru diterapkan di dua sekolah, Batu dan Bogor," kata Henni.

Dia berharap modul itu dapat diterima sehingga bisa diterapkan di semua sekolahan. Bahkan lembaga ini saat ini sedang menggandeng Kementrian Agama untuk pengerjaan modul siswa Madarasah.

"Modul ini bersifat suplemen di mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Karena saat ini HAM dipandang tekstual dan membosankan, kami akan menyanjikan dengan format populer tanpa meninggalkan sisi edukasi itu sendiri," janji Henni.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya