Pelaku Teror Bom Gereja Sejak Kecil Ingin Buat Robot

Anggota Brimob Polri melakukan penjagaan di halaman Gereja Katolik Stasi Santo Yosep pascaperistiwa teror bom di gereja tersebut di Medan, Sumatra Utara, Minggu (28/8/2016)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

VIVA.co.id – IAH, pelaku percobaan bom bunuh diri di Gereja Santo Yosep Medan sejak kecil memiliki keinginan untuk membuat robot dan menerbangkan roket. Cita-cita itu dilontarkan ibu IAH, Arista Boru Purba.

Densus Ambil Alih Penyidikan Teror Bom Gereja di Medan

Menurutnya, sejak kecil anak bungsunya itu memang sudah tertarik dengan dunia teknologi. "Sewaktu kecil, IAH pernah bercita-cita ingin membuat roket dan menciptakan robot," tutur Arista sembari mengusap air mata membasahi pipinya, Kamis, 1 September 2016.

Dia juga mengungkapkan anak mereka adalah anak yang cerdas dan mempunya prestasi dari taman kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Namun, ketika duduk dibangkus kelas tiga di SMA Negeri 4 Medan, terlihat prestasi IAH mengalami penurunan drastis.

Densus 88 Bawa Pelaku Teror Medan ke Jakarta

"Saya sempat bertanya kepadanya kenapa nilainya turun, IAH menjawab bahwa matanya sakit dan IAH minta di obati," kata Arista.

Ditanyai soal IAH ingin melanjuti kuliah, Arista juga mengatakan kalau IAH belum mau kuliah sebelum matanya diobati. "Dia mau sebelum kuliah matanya diobati," kata Arista.

Orang Tua Pengebom Gagal Minta Maaf atas Ulah Anak Mereka

Ditanyai hobi IAH, lantas Ayah IAH SM Hasugian mengatakan kalau IAH hobi bermain basket. "Dia sering main basket di rumah karena depan rumah ada tiang basket dan dia sering main," kata Ayah IAH.

Selain bermain basket, IAH juga hobi bermain game di telepon seluler. "Di rumah dia juga sering main game lewat handphone android miliknya," katanya.

IAH sebelumnya tertangkap lantaran melakukan percobaan bom bunuh diri di Gereja Santo Yosep, Minggu pagi, 28 Agustus 2016, sekira pukul 08.00 WIB. Ia diketahui membawa ransel berisi bom rakitan.

Saat kejadian, diduga bom yang dibawa IAH gagal meledak. Tasnya hanya mengeluarkan percikan api. Karena itu, IAH pun mengeluarkan senjata tajam dan menyerang pastor yang bernama Albert Pandingan.

Jemaat pun panik, beberapa berhamburan dan lainnya berupaya menghentikan perbuatan IAH. Beruntung bom tidak meledak dan IAH pun berhasil dilumpuhkan lalu diserahkan ke polisi.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya