Pelaku Teror Bom Gereja Medan bukan Bagian Jaringan Teroris

Ketua Umum Partai Hanura Wiranto di Kompleks Kepresidenan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Agus Rahmat

VIVA.co.id – Pelaku teror bom di Gereja Santo Yosep, Medan yang diduga masih di bawah umur dinyatakan tak terlibat dengan kelompok jaringan teroris arus utama. Pelaku yang masih berusia di bawah 18 tahun itu murni melakukan aksi teror itu seorang diri.

100 Orang Masih Hilang Dalam Aksi Penembakan di Gedung Konser Moskow

"Hasil pendalaman aparat keamanan, dia (pelaku) tidak masuk dalam jaringan teroris," kata Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto di Istana Negara, Jakarta, Senin 29 Agustus 2016.

Pelaku, kata Wiranto, terobsesi setelah mencari informasi mengenai aksi-aksi teror. Apalagi, kakak pelaku adalah penjaga warung internet sehingga dia bisa mengakses informasi setiap saat.

Benarkah Agen Khusus Rusia Potong Telinga Tersangka Teroris Moskow & Dipaksa Memakannya?

Wiranto pun menekankan perlunya orangtua dan keluarga memantau anak-anak mereka agak tidak terpapar paham radikalisme dan terorisme.  

"Saya kira ini juga alert bagi orangtua bagaimana untuk bisa mengawasi anaknya sehingga tidak terus dicekoki berita di internet yang menyesatkan yang buat mereka terobsesi pada satu ajaran, aliran yang memang nyata-nyata tidak diizinkan hidup di negeri ini," kata mantan Ketua Umum Hanura itu.

Tidak Hanya di Rusia, Ada Deretan Jejak ISIS dalam Aksi Teror di Indonesia

Dalam persoalan terorisme, Wiranto menekankan bukan semata menjadi tanggung jawab aparat keamanan. Oleh karena itu, kewaspadaan masyarakat juga sangat perlu sehingga aksi-aksi seperti percobaan peledakan gereja di Medan bisa dicegah.

"Jangan berpikir ini tugas aparat, pemerintah. Kita tak mungkin bisa melawan terorisme kalau tidak bersatu padu," kata Wiranto.

Sebelumnya, pelaku melakukan aksi percobaan bom bunuh diri di Gereja Santo Yosep pada Minggu, 28 Agustus 2016 sekitar pukul 08.00 WIB.

Ia diketahui membawa ransel berisi bom rakitan. Saat kejadian, diduga bom yang dibawa pelaku gagal meledak. Dari dalam tasnya hanya terlihat adanya percikan api. Pelaku lalu sontak mengeluarkan senjata tajam dan menyerang pastor yang bernama Albert Pandingan.

Jemaat sebagian panik dan berhamburan namun ada yang berupaya menghentikan perbuatan pelaku. Beruntung bom tidak meledak dan pelaku pun berhasil dilumpuhkan lalu diserahkan ke polisi.

Sementara itu, identifikasi jenis peledak dalam aksi teror itu masih dalam proses penyidikan oleh Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sumut. Pelaku juga masih diperiksa secara maraton sejak diamankan oleh polisi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya