BNPB Tetap Minta Daerah Waspada Kebakaran Hutan

Kebakaran lahan dan hutan di Riau beberapa waktu lampau.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rony Muharrman

VIVA.co.id – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Willem Rampangilei, menghadiri rapat koordinasi penanggulangan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan serta pengendalian tanggap darurat Kejadian Luar Biasa Rabies di kantor Gubernur, Kalimantan Barat. 

Kondisi Miris Ratusan Anjing Sitaan di Semarang, Ada yang Kena Cacing Jantung Hingga Malnutrisi

Rapat ini dibuka Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, serta dihadiri kementerian/lembaga terkait, mulai dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta wali kota dan bupati se-Kalimantan Barat.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, penurunan kebakaran hutan dan lahan tahun ini mencapai 69,8 persen, dibandingkan tahun lalu.

22 Warga Padang Positif Rabies Usai Diserang Anjing

Reputasi bangsa dipertaruhkan jika masalah asap menjadi masalah internasional, karena Indonesia dianggap memberikan kontribusi CO2 terbesar akibat kebakaran hutan dan lahan. Kepala BNPB pun mengajak segenap pihak, mulai dari kementerian/lembaga negara, dunia usaha dan masyarakat, serta pemerintah daerah untuk menjaga lingkungannya agar tidak terbakar. 

"Pencegahannya adalah mengidentifikasi daerah yang rawan kebakaran, meningkatkan sistem peringatan dini agar api yang masih kecil mudah dipadamkan, serta sosialisasi kepada masyarakat dan penegakan hukum," kata Willem seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima VIVA.co.id, Kamis, 25 Agustus 2016.

Jurus Istri Kapolri Wujudkan Bali Zero Rabies

Pada tahun ini, ada perubahan pola untuk hujan buatan yang dilakukan Tim Teknologi Modifikasi Cuaca. Jika tahun lalu koordinasi langsung provinsi, karena keterbatasan sumber daya manusia. Kini, tim itu akan dikendalikan dari pusat, dan akan dialokasikan pada daerah yang membutuhkan untuk hujan buatan. Selain itu, sesuai arahan Presiden, pembuatan kanal blocking akan terus dilakukan, dengan kerja sama Badan Restorasi Gambut.

"Posko dan incident commander agar selalu aktif dan beroperasi. Briefing setiap pagi, dan sore harinya melakukan evaluasi sehingga kita selalu waspada terhadap Karhutla," tegasnya.

Saat ini, ada 6 provinsi yang sudah menyatakan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan, yakni Riau,  Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Total untuk dukungan udara tersedia 17 pesawat dan helikopter. Dukungan operasi udara dengan water bombing ini menggunakan Air Tractor Fix Wing, dan TMC pesawat Cassa 212. Water Bombing menggunakan jenis pesawat Mi-8, Mi-71, Kamov, Sikorsy, Bell dan Bolco. Selain itu, BNPB juga akan mendukung peralatan yang dibutuhkan untuk pemadaman api operasi darat.

KLB Rabies

Saat membuka rapat, Gubernur Cornelis sempat menyinggung adanya kebutuhan dana Provinsi Kalimantan Barat, dari pemerintah pusat dalam penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, penanganan Kejadian Luar Biasa Rabies. 

"Bupati dan Walikota saya harap untuk serius, menangani 2 kejadian bencana ini yakni asap dan vaksin untuk rabies. Saat ini, sudah hadir helikopter water bombing dan hujan buatan. Asap juga berkurang dari pada tahun 2015," ucapnya.

Sementara terkait kejadian luar biasa Rabies di Kalimantan Barat, pengobatan rabies dilakukan dengan menggunakan vaksin. Kemudian depopulasi, dari faktor lalu lintas penularan penyakit dan peran serta masyarakat. 

Kemudian, mengedukasi masyarakat agar selalu waspada terhadap rabies. Menurut Cornelis, adanya keterbatasan anggaran dan peralatan untuk mengatasi KLB rabies ini, dia meminta bantuan kepada BNPB. 

Menanggapi ini, BNPB berjanji untuk membantu dengan Dana Siap Pakai untuk Darurat Rabies di Kalimantan Barat. Walapun kebutuhan anggaran saat ini masih dilakukan perhitungan, diharapkan KLB rabies dapat cepat diatasi mengingat korban masyarakat sudah cukup banyak.  

Saat ini rabies masih banyak ditemukan di Indonesia. Targetnya tahun 2030 Indonesia Bebas rabies tingkat dunia dan tahun 2020 Indonesia Bebas rabies di tingkat Asean.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya