- VIVA.co.id/Moh. Nadlir
VIVA.co.id – Pemerintah memprioritaskan Danau Toba sebagai salah satu destinasi pariwisata unggulan ’10 Bali Baru’. Lantaran itu, gereja dan tokoh agama dinilai berperan penting untuk memperkuat ketahanan masyarakat.
Sebab, banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang mungkin membawa banyak pengaruh tidak sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat.
Hal itu dikemukakan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan di Institut Teknologi Del, Lagu Boti, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Sabtu, 20 Agustus 2016.
"Masyarakat ini harus disiapkan ketahanannya terhadap datangnya banyak turis yang bermacam-macam kelakuannya. Jadi sinergi antara pemerintah dengan gereja menurut saya sangat penting," ujar Luhut.
Luhut mengemukakan, pemerintah perlu menyiapkan masyarakat menjadi tuan rumah yang baik bagi para wisatawan. "Kami harus menyiapkan agar masyarakat dapat melakukan pelayanan yang baik kepada para tamunya. Ini perubahan-perubahan yang tidak mudah," katanya.
Sebelumnya, Luhut mengungkapkan, ada empat hal yang diinginkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penguatan wisata di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara.
Pertama, kata Luhut, Presiden ingin lingkungan dan alam sekitar di kawasan wisata di Danau Toba harus diperhatikan. Kedua, infrastruktur penunjang wisata seperti jalan lintas Siantar-Parapat harus terbangun dengan baik.
Luhut melanjutkan, Jokowi ingin adanya investasi dari pihak swasta untuk membangun tempat penginapan, baik itu homestay atau hotel di kawasan wisata danau vulkanik terbesar di dunia tersebut.
Jokowi, menurut Luhut, ingin adanya penyiapan masyarakat di kawasan wisata Danau Toba seiring dengan dijadikannya wilayah tersebut, sebagai tempat destinasi tujuan plesir turis domestik dan mancanegara.
Sembilan lokasi wisata unggulan lainnya yang termasuk dalam ’10 Bali Baru’, yaitu Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo, Bromo-Tengger-Semeru, Kepulauan Seribu, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai, dan Tanjung Kelayang. (ase)
