Setahun Ibu Bocah 1,3 Tahun yang Dibunuh Cari Keadilan

Ni Ketut Suryani.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Bobby Andalan.

VIVA.co.id - Seorang ibu bernama Ni Ketut Suryani tengah menuntut keadilan atas tewasnya anak kandungnya. Ia menduga anaknya itu dibunuh oleh seseorang.

Wanita Open BO di Dermaga Pulau Pari Dilaporkan Hilang Sebelum Ditemukan Tewas

Keyakinan itu begitu kuat lantaran di beberapa bagian tubuh bocah perempuan berusia 1,3 tahun itu terdapat luka-luka. Luka itu di antaranya di bagian dada terdapat luka goresan dan di bibir terdapat luka robek.

Ceritanya, bocah berinisial NKCD pada 19 Januari 2015 sekitar pukul 07.00 WITA tengah asyik bermain di samping rumah kakeknya. Ia dititipkan di rumah kakeknya lantaran sang ibu tengah pergi ke pasar bersama kakak korban.

Ada Luka di Dada hingga Leher pada Wanita yang Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari

Akbat cuaca mendung, ibu korban memilih menitipkan anak perempuannya yang masih kecil kepada neneknya. Sementara sang ayah, Suarta, masih tertidur lelap di rumahnya.

?Lantaran hendak menanak nasi, nenek korban, Ni Nyoman Sukanti menurunkan korban dari gendongannya. Sementara kakek korban, I Wayan Pil Pil tengah duduk di pintu dapur.

Minta Uang Buat Bayar Utang dan Cicilan Motor, Fitri Tewas di Tangan Mantan Suami

Usai menanak nasi, nenek korban tak lagi menemukan NKCD. Dicari ke sana ke mari tak juga ditemukan. Nenek korban kemudian memberitahu ?Suarta untuk mencari korban.

"Keluarganya beramai-ramai mencari korban. Namun tak juga ditemukan," kata kuasa hukum ibu korban, Ni Wayan Sita Metri, dari LBH Bali, Jumat, 12 Agustus 2016.

Saat itu juga, peristiwa hilangnya NKCD dilaporkan ke Polsek Sidemen, Kabupaten Karangasem. Polisi langsung menerjunkan tim untuk melakukan pencarian, namun tak membuahkan hasil.

Karena ingin anaknya cepat ditemukan, ayah korban kemudian menemui balian (dukun) untuk menanyakan keberadaan korban.

"Oleh balian disebutkan jika korban diculik oleh dua orang dewasa. Apabila hingga pukul 16.00 WITA tak kunjung ditemukan, diminta kembali mendatangi balian itu lagi," katanya.

Hingga pukul 16.00 WITA, pencarian keluarga terhadap NKCD tak membuahkan hasil. Ayah korban kembali mendatangi balian yang sebelumnya ditemui.

Oleh balian, mereka diminta untuk mendatangi suatu lokasi di dekat goa di pinggir Jalan Sidemen Iseh. Benar saja, korban ditemukan di sungai kecil dalam kondisi tak bernyawa.

"Saat ditemukan kondisi korban terlungkup, badan dan perutnya terendam air. Namun kepalanya diganjal oleh pelepah, sehingga tidak terendam. Ada sejumlah luka di tubuh korban," kata Metri.

Keluarga menduga anak mereka telah menjadi korban pembunuhan. Mereka pun melaporkan kasus ini kepada kepolisian, yang dilanjutkan dengan autopsi di RSU Sanggal.

"Sejumlah saksi telah dimintai keterangan. Namun, sudah setahun lebih kasus ini belum juga terungkap. Polisi sama sekali belum menemukan tersangka pembunuhan NKCD," kata Metri.

Padahal, kata Metri, keluarga bersama LBH Bali dan sejumlah LSM peduli anak lainnya telah memiliki bukti kuat dugaan pelaku yang menghabisi nyawa bocah mungil tersebut.

"Pada saat korban ditemukan, salah satu warga terlihat berlumpur dan ada bekas darah di badannya. Dia sempat melarikan diri untuk bersembunyi," kata Metri.

Sebelum dihabisi, rupanya NKCD sempat disuapi nasi dengan ceplok telor. Buktinya, dari hasil autopsi forensik RSUP Sanglah ditemukan jika makanan tersebut belum tercerna dengan baik oleh tubuh bocah yang belum lancar berjalan itu.

"Jadi, sebelum dibunuh korban sempat disuapi makanan. Kami meminta agar kasus ini diusut tuntas," tegas dia.

Untuk mengungkap tabir gelap kematian NKCD, keluarga didampingi sejumlah LSM menemui Komisi IV DPRD Bali. Wakil rakyat di DPRD Bali berjanji akan mengawal kasus ini.

Dalam waktu dekat, ia akan memanggil Polsek Sidemen, Polres Karangasem dan Polda Bali untuk mencari tahu kelanjutan kasus ini.

"Ini kasus serius. Kami akan panggil pihak terkait untuk mencari tahu apa kendala mereka," kata Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Nyoman Parta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya