Malaysia Perketat Pengamanan di Perbatasan

VIVAnews - Malaysia akan memperketat pengawasan dan di daerah perbatasan di Sabah. Alasannya, banyak pelayaran ilegal termasuk pembajakan, penyeludupan, dan pendatang haram yang terjadi di wilayah tersebut.

Apalagi, perairan Sabah berhadapan dengan tiga perbatasan sekaligus yakni Laut Cina Selatan, Laut Sulu, dan Laut Sulawesi.

"Perlu pengamanan menyeluruh di perairan Sabah dan sekitarnya," kata Sekretaris Negara Bagian Sabah, Malaysia, Sukarti Wakiman seperti dimuat laman New Sabah Times, Rabu 5 Agustus 2009.

Ancaman kejahatan internasional, tambah dia, lebih rentan di Sabah ketimbang ancaman di wilayah lain di Malaysia. "Kasus dua penculikan di Pulau Sipadan dan Pulau Pandanan di tahun 2002 jelas membuktikan level ancaman di Sabah berubah dari sekedar ancaman tradisional ke ancaman non tradisional," kata Sukarti.

Penculikan juga terjadi di kurun 2000-2005. "Penculikan di Sipadan, Mayaking, dan Pandanan, dekat Lahad Datu. Kemudian ditemukan kaitan antara pembajakan yang terjadi di Sabah dengan kelompok separatis di Filipina selatan," kata Sukarti.

Faktor utama pembajakan di Laut Sabah adalah masalah sosial dan politik. Contohnya, kelompok Moro yang berjuang memisahkan diri dari Filipina akhirnya melegalkan pembajakan untuk memenuhi kebutuhan finansial mereka.

Perairan Sabah, tambah dia, saat ini adalah salah satu rute utama yang digunakan para penjahat dan penyelundup. Tak hanya mengkhawatirkan, ancaman keamanan di wilayah tersebut juga membuat potensi kelautan dan wisata bawah laut terbengkalai. Taman Laut di Sabah didefinisikan tak aman bagi turis karena aksi penculikan dan kriminal.

Pasca krisis ekonomi 1997, makin ramai penyelundup yang masuk ke perairan Sabah. Sekitar 100 ribu sampai 150 ribu imigran gelap dari Indonesia dan Filipina masuk melalui Sabah.

Menurut Sukarti harus ada kerjasama dan saling pengertian antara Malaysia, Filipina, dan Indonesia untuk mengamankan wilayah perbatasan. Namun, soal pengamanan rentan perbedaan interpretasi, salah satunya soal batas wilayah.

Perbedaan interpretasi ini rentan memicu konflik dan instabilitas antar negara. Kata Sukarti, ini waktu yang tepat bagi ketiga negara menyusun konsep pengamanan trilateral, baik di laut maupun lewat udara.

Salah satu contoh sengketa perbatasan terjadi antara Indonesia dan Malaysia, obyeknya Blok Ambalat, di perairan Sualawesi, dekat Sabah.

Sengketa Ambalat memanas ketika kapal Perang TNI Angkatan Laut, KRI Untung Surapati-872 menghalau kapal perang milik Tentara Diraja Laut Malaysia, KD Yu-308 di perairan Blok Ambalat pada Senin 25 Mei 2009. Malaysia berdalil aktivitas kapal perangnya adalah untuk kepentingan patroli.

Perjuangan Dinda Kanyadewi Main Film Badarawuhi di Desa Penari, Make Up sampai 6 Jam
Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan

Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN

Pengamat politik yang merupakan Peneliti Utama BRIN menyebut upaya Prabowo Subianto untuk merangkul parpol lain non-pendukungnya, sesuai dengan janji kampanyenya.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024